z-logo
open-access-imgOpen Access
BENCANA, AGAMA DAN KEARIFAN LOKAL
Author(s) -
I Gusti Agung Paramita
Publication year - 2018
Publication title -
dharmasmrti
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2620-827X
pISSN - 1693-0304
DOI - 10.32795/ds.v1i18.100
Subject(s) - humanities , art
Artikel ini membahas tentang bencana dalam sudut pandang agama dan kearifan lokal Bali. Dalam kebudayaan Bali, antara bhuana agung dan bhuana alit memiliki hubungan yang bersifat integralistik. Apapun yang terjadi di dalam bhuana agung, memiliki hubungan secara langsung dengan bhuana alit – begitu pula sebaliknya. Segala jenis aktivitas ritual yang dilakukan umat Hindu di Bali untuk memuliakan dan menjaga keseimbangan kosmik didasarkan pada munculnya kesadaran manusia yang terpusat pada alam (kosmos). Di sinilah ekosentrisme muncul. Segala ekspresi keagamaan manusia berorientasi pada kosmos – menyucikan gunung, danau, hutan dan laut. Secara fenomenologis, intensionalitas kesadaran manusia yang terpusat pada alam inilah membentuk kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Bali. Kesadaran akan bencana juga muncul dari pola ini. Masyarakat Bali menggunakan tanda-tanda alam untuk menjelaskan terjadinya bencana. Setidaknya, hal ini tersirat dalam beberapa teks lontar khususnya Roga Sangara Bumi dan Bhama Kertih.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here