
HUBUNGAN PENGGUNAAN OBAT BRONKODILATOR DENGAN TERJADINYA XEROSTOMIA PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN
Author(s) -
Sayuti Hasibuan,
Jennifer
Publication year - 2015
Publication title -
dentika
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2615-854X
pISSN - 1693-671X
DOI - 10.32734/dentika.v18i3.1959
Subject(s) - medicine , gynecology
Xerostomia merupakan sensasi subjektif mulut kering yang dapat menyebabkan berbagai masalah di rongga mulut danmempengaruhi kualitas hidup seseorang. Xerostomia sering terjadi sebagai efek samping penggunaan obat dan salah satuobat yang dapat menyebabkan xerostomia adalah obat bronkodilator yang digunakan pasien penyakit paru obstruktifkronik (PPOK). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan penggunaan obat bronkodilator terhadap terjadinyaxerostomia pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berdasarkan jenis dan lama pemberian obat. Jenispenelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional melibatkan 97 subjek (75 orang laki-laki dan 22orang perempuan) yang merupakan pasien PPOK di RSU Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini dilakukan denganmewawancarai subjek menggunakan alat bantu kuesioner. Data diproses secara komputerisasi dan analisis menggunakanuji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan pasien PPOK yang mengalami xerostomia sebanyak 63 orang (64,95%).Persentase xerostomia paling tinggi terdapat pada pengguna kombinasi obat (agonis beta 2 dan antikolinergik) danberdasarkan lama pemberian obat paling tinggi terdapat pada pengguna obat selama 1-5 tahun. Sebagai kesimpulan,ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis obat dan lama pemberian obat bronkodilator yang digunakanpasien PPOK terhadap terjadinya xerostomia. Penggunaan kombinasi obat dan dengan durasi yang semakin lama akansemakin meningkatkan resiko terjadinya xerostomia.