
BERBAGAI KEGIATAN MEMBACA UNTUK MEMICU BUDAYA LITERASI DI SEKOLAH DASAR
Author(s) -
Tri Ilma,
Busthomi Ibrohim
Publication year - 2020
Publication title -
primary
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2623-2685
pISSN - 2086-1362
DOI - 10.32678/primary.v12i01.2708
Subject(s) - pedagogy , psychology , political science , humanities , philosophy
Artikel ini ditulis untuk menguraikan masalah budaya literasi yang rendah di kalangan siswa sekolah dasar di Indonesia dan menjelaskan berbagai kegiatan membaca untuk memicu budaya literasi. Berdasarkan data penelitian yang dirilis oleh Progress in International Reading Literacy (PIRLS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa pemahaman membaca siswa Indonesia berada di bawah rata-rata internasional. Indonesia berada di posisi 45 dari 48 negara dengan skor 428 poin dari skor rata-rata 500 poin. Selain itu, data dari Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) pada 2012 menunjukkan bahwa siswa Indonesia adalah yang terburuk kedua dari 65 negara yang berpartisipasi dengan skor 396 poin (skor rata-rata adalah 496). Data dari PIRLS dan PISA menunjukkan bahwa kompetensi dan pemahaman membaca siswa Indonesia dinilai buruk. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah untuk mendukung Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2015 tentang Karakter yang salah satunya membahas kegiatan membaca buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum belajar. Dan yang paling penting dalam kegiatan ini, siswa akan dikenalkan oleh berbagai kegiatan membaca seperti membaca dengan suara keras, membaca diam berkelanjutan, membaca terbimbing, membaca bersama, dan membaca mandiri.