z-logo
open-access-imgOpen Access
Islam dan Demokrasi
Author(s) -
Hotmatua Paralihan
Publication year - 2019
Publication title -
aqlania
Language(s) - Turkish
Resource type - Journals
ISSN - 2656-6605
DOI - 10.32678/aqlania.v10i01.2109
Subject(s) - humanities , political science , art
Artikel ini mengeksplorasi hubungan demikrasi dan Islam. Demokrasi bukan saja tidak bertentangan dengan Islam, tetapi mewujudkan ajaran Islam itu wajib dalam kehidupan bernegara.  Banyak ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits yang memerintahkan untuk bermusyawarah.  Juga dicontohkan oleh para shahabat Nabi, bahkan Tuhan menyatakan bahwa pemerintahan yang Islami adalah khilafah. Dan khilafah ditandai antara lain dengan syura (musyawarah). Dunia yang semakin menggelobal menciptakan keterkaitan, dan ketergantungan satu dengan yang lain semakin kuat, namun kenyataannya di masyarakat kesenjangan semakin menganga, baik antar individu mapun kelompok atau Negara. Menurut Ronald F. Inglehart, peneliti bidang ekonomi dan politik Universitas Michigen, “populis terjadi dua faktor, kesenjangan sosial, dan benturan kebudayaan”. Inilah diantara pemicu munculnya politik identitas. Dalam konteks ke Indonesiaan Politik Identitas dipersubur  antara lain: oleh kesenjangan sosial, lemahnya literasi, buruknya kelembagaan politik, polarisasi politik yang tidak merata. Politik identitas sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam dan merusak sendi-sendi kehidupan bernegara bahkan bertentangan dengan nilai kemanusiaan, dan keadilan.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here