
MENGGEMPUR TASAWUF HETERODOKS
Author(s) -
Suadi Saad
Publication year - 2006
Publication title -
al qalam
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2620-598X
pISSN - 1410-3222
DOI - 10.32678/alqalam.v23i2.1492
Subject(s) - humanities , philosophy
Ajaran wahdat al-wujud (yang dibawa oleh Ibn 'Arabi) membawa konsekwensi bahwa subyek dari semua predikat adalah Tuhan, bahkan sekalipun subyek itu nyata-nyata berbeda, manusia atau non-manusia. Tuhan adalah imanen sekaligus transenden. Sekalipun demikian, doktrin tersebut terus mendominasi spekulasi sufi selama empat ratus tahun sehingga Ahmad Sirhindi menjadikan konsep-konsep dasar serta konsekuensi moral dan keagamaannya sebagai sasaran kritik tajam, dan memunculkan teosofi yang sejajar, yakni, yang dikenal dengan Wahdat al-suhud.Sirhindi melihat bahwa keyakinan akan Wujud Tunggal tidaklah obyektif. Ia adalah sebuah fenomena subyektif Bukti kesubyektifannya terletak pada munculnya ide itu sendiri. Sirhindi bersikap kritis terhadap aspek-aspek tertentu dari ajaran Ibn 'Arabi, tetapi kritik tersebut tidak menghalanginya untuk mengapresiasi kontribusi Ibn 'Arabi terhadap tasawuf secara keseluruhan.Berbagai ''gempuran" yang dilancarkan terhadap Wahdatul Wujud - corak tasawuf yang oleh sebagian ulama dianggap heterodoks - tidak lain adalah upaya purifikasi tasawuf yang ontologis-filosofis menuju kepada tasawuf yang lebih sufistik dan yang tidak mengabaikan syariat.