z-logo
open-access-imgOpen Access
METODE TAFSIR BINT AL-SYATHI
Author(s) -
Endad Musaddad
Publication year - 2003
Publication title -
al qalam
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2620-598X
pISSN - 1410-3222
DOI - 10.32678/alqalam.v20i98-99.636
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
Al-Qur'an dalah salah satu kitab suci di dunia ini yang tak habis-habisnya menjadi bahan kajian. Semenjak diturunkannya 15 abad yang lalu al-Qur'an selalu menarik perhatian berbagai kalangan untuk mengkajinya.Dari sejumlah hasil kajian terhadap kitab suci ini telah lahir sekian ratus bahkan ribuan kitab tafsir dengan berbagai macam metode dan coraknya. Munculnya berhagai macam metode dan corak tafsir tersebut menunjukkan bahwa al-Qur'an senantiasa terbuka bagi siapa saja yang hendak bergaul dengannya.Corak kebahasaan merupakan salah satu bagian dari corak tafsir. Pada zaman klasik tafsir dengan corak ini umumnya berdiri di atas metode Tahlili, yang terkadang cenderung memihak salah satu madzhab baik teologi maupun fiqh. Hal ini berbeda dengan penafsiran yang dilakukan Aisyah Abd al-Rahman Bint al-Syathi yang lebih dikenal dengan Bint al-Syathi. Corak kebahasaan yang ia gagas berdiri di atas metode maudhu'i dengan maksud dan tujuan menghilangkan sektarianisme madzhab tersebut. Metode tafsir ini ia tuangkan dalam karya monumentalnya Tafsir al-Bayan Li al-Qur'an al-Karim.Hasil pengamatan para ilmuwan peminat kajian tafsir. Tafsir al-Bayan Li al-Qur'an al Karim ini mempunyai beberapa keistimewaan sekaligus kontroversi di kalangan madzhab sastra dan murid-murid Amin al-Khuli yang putut diperhatikan oleh para peminat kajian tafsir, khususya basis metode yang ia bangun dalam tafsirnya.Sekalipun Bint al-Syathi mempunyai pandangan yang konservatif namun Tafsir al-Bayan (salah satu kmya pentingnya) merupakan usahanya yang berani dan memberikan angin segar pada perkembangan metode tafsir modern. sekalipun berbagai penemuan dalam tafsirnya cukup kontroversial. Hal tersebut terlihat pada penafsiran nikmat dengan risalah, begitu juga sikap beliau yang tegas dalam menolak riwayat tentang kosongnya wahyu disebabkan adanya kehadiran anak anjing.Lebih lanjut tulisan ini berusaha menghadirkan metode yang digunakan Bint al-Syathi dalam menafsirkan al-Qur'an dengan Surat al-Dluha sebagai sampelnya.Kata Kunci: Metode maudhu'i, sektarianisme madzhah, Surat al-Dluha

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here