
DIMENSI BUDAYA POLITIK DALAM PEMBENTUKAN EPSITEMOLOGI ARAB-ISLAM
Author(s) -
Ahmad Sugiri
Publication year - 1998
Publication title -
al qalam
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2620-598X
pISSN - 1410-3222
DOI - 10.32678/alqalam.v14i74.443
Subject(s) - humanities , islam , art , philosophy , theology
Dalam mencermati sejarah pemikiran Islam, al Jabiri mengemukakan ada tiga struktur epistemologi yang pernah berkembang di kalangan umat Islam, ya itu bayani, irfani dan burhani. Ketiga bangunan epistemologi ini masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Bayani dibentuk oleh ilmu-ilmu Arab-Islam murni, seperti ilmu bahasa dan agama; irfani men cakup akumulasi dari berbagai gagasan, keyakinan dan mitos yang dilegitimasi oleh agama yang diyakini oleh para ahlinya sebagai "hakekat" di balik teks. Se dang burhani merupakan keilmuan filsafat yang diadopsi dari "dunia luar" terutana Yunani. Meski ketiganya memiliki karakteristik tersendiri, tetapi da lam perjalanan sejarah saling mempengaruhi dan me lengkapi membentuk dunia keilmuan Islam yang dinamis dan kreatifAkan tetapi dalam perkembangannya dewasa ini, hanya epistemologi bayani-lah yang mendominasi wa cana pemikiran Islam. Akibatnya otoritas dan domi nasi teks menjadi piranti metodologis keilmuan dalam dunia Islam. Otoritas teks secara ontologis-aksiologis menjadi suatu yang taken for granted, yang pada dataran epistemologis tak pernah ada batas untuk per tanyaan yang kritis dan paling radikal sekalipun.Sesungguhnya ketiga bangunan epistemologi di atas tidak terlepas dari pengaruh faktor heuristik dan budaya politik yang dijalankan oleh penguasa-pengua sa Islam. Kategori-kat egori budaya politik aqidah, ghanimah dan kabilah yang di petakan al-Jabiri, telah mempengaruhi dalam pembent ukan epistetologi Islam. Tulisanini mencoba menelus uri bagaimana pergumu lan antara budaya politik umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad sampai Abbasiyah awal dalam pemben tukan epistemologi Islam , dengan mengacu pada pemiki ran al-Jabiri.