
Perspektif Potensi Lokal Sancang: Sebuah Refleksi untuk Meningkatkan Pemahaman Etnopedagogik
Author(s) -
Diana Hernawati,
Liah Badriah,
Romy Faisal Mustofa
Publication year - 2019
Publication title -
baktimas
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2685-113X
pISSN - 2685-0303
DOI - 10.32672/btm.v1i4.1721
Subject(s) - indigenous , natural (archaeology) , modernization theory , local community , environmental ethics , political science , sociology , law , geography , ecology , archaeology , philosophy , biology
Sancang forest has quite a variety of potential located in the South Garut area, holding many mystery legends that affect the attitude of life in the surrounding community. Some of the potential possessed include flora, fauna, and landscape that are still sustainable with the availability of water and air. In some forest locations, there is forest destruction that is generally done by persons outside the Sancang community. The efforts offered through this counseling include understanding the existence of elements of local culture, so that they do not perish along with the times and the current of modernization; how the natural environment affects the culture of a society; and how ethnopedagogic role is in preserving the balance of the ecosystem and making use of local culture. The Sancang community it self still holds the customary law "pikukuh" which has been passed down from generation to generation very strongly, so it is unyielding for indigenous people to break the law. This customary law indirectly makes the community have values and culture that tend to protect nature and the environment. This dedication activity was carried out to further foster public awareness of the existence of the Sancang forest in relation to the legend of the Sundanese ancestors who were still strongly held and had given birth to local wisdom of the local community in addressing and preserving the natural surroundings. With the concept of ethnopedagogic, it is hoped that it can improve the understanding of culture-based communities to protect the forest as a part of supporting people's lives. Ethnopedagogics views local knowledge or wisdom as a source of innovation and skills that can be empowered for the welfare of society. The object in this activity is the community around the Leuweung Sancang Nature Reserve (CA) as many as 40 people consisting of indigenous people, school students, and nature lovers groups. The contribution that can be given is to provide an understanding of the management and maintenance of local culture as a potential area that must be maintained, instilling knowledge about the role of ethnopedagogics in preserving the balance of the ecosystem and making use of local culture.Keywords: ethnopedagogic, local potential, Sancang ABSTRAK Hutan Sancang memiliki potensi yang cukup beragam terletak di daerah Garut Selatan, menyimpan banyak misteri legenda yang mempengaruhi sikap hidup masyarakat di sekitarnya. Beberapa potensi yang dimiliki diantaranya adalah flora, fauna serta bentang alam yang masih lestari dengan ketersediaan air dan udaranya. Di beberapa lokasi hutan, terdapat kerusakan hutan yang umumnya dilakukan oleh oknum orang di luar masyarakat Sancang. Upaya yang ditawarkan melalui penyuluhan ini meliputi pemahaman keberadaan unsur-unsur kebudayaan lokal, supaya tidak musnah seiring dengan perkembangan zaman dan arus modernisasi; bagaimana lingkungan alam mempengaruhi kebudayaan suatu masyarakat; dan bagaimana peranan etnopedagogik dalam melestarikan keseimbangan ekosistem dan mendayagunakan kebudayaan lokal. Masyarakat Sancang sendiri masih memegang hukum adat “ pikukuh” yang diwariskan turun temurun dengan sangat kuat, sehingga pantang bagi masyarakat asli untuk melanggar hukum tersebut. Hukum adat ini secara tidak langsung menjadikan masyarakat memiliki tata nilai dan budaya yang cenderung untuk menjaga alam dan lingkungannya. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan untuk lebih menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap keberadaan hutan Sancang terkait dengan legenda leluhur orang Sunda yang masih dipegang kuat dan telah melahirkan kearifan lokal masyarakat setempat dalam menyikapi dan melestarikan alam sekitarnya. Dengan adanya konsep Etnopedagogik, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat berbasis budaya untuk menjaga hutan sebagai bagian yang menunjang kehidupan masyarakat. Etnopedagogik memandang pengetahuan atau kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan demi kesejahteraan masyarakat. Objek dalam kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Cagar Alam (CA) Leuweung Sancang sebanyak 40 orang terdiri dari masyarakat asli, siswa sekolah dan kelompok pecinta alam. Kontribusi yang dapat diberikan adalah memberikan pemahaman tentang pengelolaan dan pemeliharaan kebudayaan lokal sebagai potensi daerah yang harus dijaga, menanamkan pengetahuan mengenai peranan etnopedagogik dalam melestarikan keseimbangan ekosistem dan mendayagunakan kebudayaan lokal.Kata Kunci: etnopedagogik, potensi lokal, Sancang