z-logo
open-access-imgOpen Access
Mengapa Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh (PTJJ)?
Author(s) -
Rahmi Rivalina Rahmi Rivalina
Publication year - 2013
Publication title -
jurnal teknodik
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-4833
pISSN - 2088-3978
DOI - 10.32550/teknodik.v0i0.93
Subject(s) - humanities , sociology , philosophy
Abstrak: Untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat akan layanan pendidikan, berbagai upaya telah dilakukan seperti: optimalisasi layanan pendidikan oleh berbagai lembaga pendidikan yang ada melalui penyelenggaraan pendidikan pada pagi dan siang hari (double shift), penyelenggaraan Paket A, Paket B, dan Paket C, penyelenggaraan ujian persamaan setingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan penyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh (PTJJ). Dari berbagai upaya pemenuhan tuntutan kebutuhan masyarakat akan layanan pendidikan, maka topik yang akan dibahas di dalam tulisan ini adalah khusus mengenai pendidikan terbuka dan jarak jauh. Pertimbangannya adalah karena model pendidikan terbuka dan jarak jauh ini (1) belum banyak diketahui masyarakat luas, belum dipahami secara benar, atau masih “dipandang sebelah mata” oleh sebagian masyarakat, dan (2) sangat lentur (fleksibel) dalam kegiatan pembelajarannya. Pendidikan terbuka dan jarak jauh tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat di negara-negara maju tetapi juga di negara-negara berkembang. Oleh karena itu, cakupan materi yang akan dibahas di dalam tulisan ini adalah mengenai konsep pendidikan terbuka dan jarak jauh, komponen dan karakteristik, rasional penyelenggaraan dan profil peserta didik, dan berbagai bentuk/model penerapan pendidikan terbuka dan jarak jauh di berbagai negara termasuk Indonesia. Tujuan penulis melalui tulisan ini adalah untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan pemahaman yang sama mengenai peranan pendidikan terbuka dan jarak jauh yang berfungsi saling melengkapi dengan pendidikan reguler/konvensional. Kata kunci: pendidikan formal (persekolahan), pendidikan terbuka dan jarak jauh, belajar mandiri, pendidikan yang fleksibel (luwes)Abstract: In fulfilling the community needs for education services, various programs have been implemented, such as: optimalization of various educational institutions in offering education services by implementing a double-shift schooling system, conducting Package A, Package B, and Package C Equivalent Programs, executing Primary and Secondary Equivalence Examinations, and managing the open and distance learning program. In accordance with the above programs, the proposed issue to discuss in this writing is particulaly limited on the rationale or reasoning for conducting open and distance education program. Among some reasonings for implementing the open and distance learning mode are (1) the potentials of distance learning mode isn’t widely known, (2) the distance learning mode isn’t properly comprehended, or the distance learning mode is not fully acknowledged by some of the communities, and (2) the flexibility of conducting learning activities in the distance learning mode. Not only the community in the developed countries but also in the developing countries need the distance learning services. Therefore, this writing discusses the definition, components and characteristics of open and distance education, rationale of implementing and students profile, and various open and distance education models implemented in some countries including Indonesia. The aim of writing this article is to share knowledge and experiences for developing mutual understanding about the role of open and distance education, and its functions as a mutual complementary with the regular or conventional school system. Keywords: Formal education (schooling system), open and distance education, independent study, flexible education.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here