
MEMBUKA KERAN KEMAJUAN DAN JARINGAN: GERAKAN DAKWAH LINTAS NEGARA (RI-PNG)
Author(s) -
Zaenal Abidin Eko Putro,
Kustini Kosasih
Publication year - 2018
Publication title -
harmoni
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-8472
pISSN - 1412-663X
DOI - 10.32488/harmoni.v17i1.221
Subject(s) - humanities , political science , art
Abstrak
Kegiatan dakwah yang dilakukan kelompok Jamaah Tabligh dan Pesantren Hidayatullah di Tanah Air telah banyak ditulis. Artikel ini hanya menambahkan saja satu lagi penelitian tentang kiprah kedua institusi tersebut, terutama jejak-jejaknya di wilayah perbatasan Skow Papua, yang berbatasan langsung dengan wilayah Papua New Guinea (PNG). Dai-dai dari kedua lembaga tersebut terus berkiprah dan belakangan memungkinkan terjadinya konversi warga PNG ke Islam. Tulisn ini juga untuk menambahkan literatur tentang jarangnya penelitian kegiatan dakwah di perbatasan.
Paper dari hasil riset lapangan dengan menggunakan metode kualitatif ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa jauh dakwah kedua institusi tersebut di kawasan perbatasan Skouw, termasuk capaian keberhasilan dan hambatan-hambatannya. Temuan penting dari riset ini antara lain, gerakan dakwah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga seperti Jamaah Tabligh ini ternyata menyuguhkan bukan semata persoalan gerakan kesalehan berdasarkan anjuran agama, namun ternyata juga menyajikan jalinan kerjasama dan juga solusi untuk mencapai level kehidupan lebih baik, terutama untuk kalangan muallaf.
Kata Kunci : Jamaah Tabligh, Pesantren Hidayatullah, Dakwah, Rute Perdagangan, hambatan budaya
Abstract
Proselityzing activities carried out by Jamaat Tabligh and Hidayatullah Islamic Boarding School in Indonesia has been widely published elsewhere. This article is only to add one more study about these two Islamic group that deals chiefly with their specific proselytization activities in Skouw border Jayapura, Papua. This gate splits between Indonesia and Papua New Guinea (PNG). Dai or Islamic proselytization activists of both group continue to keep their dakwah activity that possibles to convert local PNG people into Islam.
This paper is based on field research which is approached by qualitative method. Its aim is to respond the question to what extend missionarism of both Islamic religious group at Skow border area, what are achieved so far and what challenges to it. The essential result of this research shows that Islamic missionarism of both group focusing not merely on pietic movement based on relegious tenets, but also stressing on networking between Indonesian and PNG people. Also, it shows the problem solving for gaining economic wellfare, especially for new Islamic converters (muallaf).
Keywords: Jamaah Tabligh, Hidayatullah Islami boarding school, Dakwah, Trade route, cultural gap.