
HUBUNGAN ANTARA KERACUNAN PESTISIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PETANI KENTANG DI GABUNGAN KELOMPOK TANI AL-FARRUQ DESA PATAK BANTENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2016
Author(s) -
Rihardini Okvitasari,
M. Choiroel Anwar
Publication year - 2017
Publication title -
buletin keslingmas/bulletin keslingmas
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2655-8033
pISSN - 0215-742X
DOI - 10.31983/keslingmas.v36i3.3109
Subject(s) - medicine , gynecology , anemia , zoology , biology
Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan berakibat pada kesehatan petani dan lingkungan.Pemeriksaan kadar enzim kholinesterase darah pada petani Wonosobo tahun 2012 menunjukkan bahwa 89,8%petani menderita keracunan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi,jumlah merk pestisida, dosis, lama kontak, frekuensi penyemprotan, masa kerja, dan penggunaan APD dengankejadian keracunan pestisida dan mengetahui hubungan antara keracunan pestisida dengan kejadian anemia padapetani kentang. Metode penelitian observasional dengan design crossectional. Jumlah sampel 29 petani kentang.Pengumpulan data dengan pengukuran, pemeriksaan laboratorium, observasi, wawancara, dan pengisiankuesioener. Analisis bivariat menggunakan regresi logistik metode enter dan multivariat menggunakan regresilogitsik metode backward-LR. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara jumlah merk pestisida(p=0,001), penggunaan APD (p=0,049) dan tidak ada hubungan antara status gizi (p=0,571), lama kontak(p=0,166), frekuensi penyemprotan (p=0,476), masa kerja (p=0,571)dengan kejadian keracunan pestisida dan tidakada hubungan antara keracunan pestisida dengan kejadian anemia. Disimpulkan bahwa petani yang mengalamikeracunan 18 orang (62,1%) dan tidak ada yang menderita anemia. Disarankan perlu adanya pemeriksaan kadarenzim kholinseterase secara periodik, penyuluhan penggunaan pestisida yang aman, petani menggunakan APDyang lengkap saat bekerja dengan pestisida dan peniliti selanjutnya sebaiknya tidak memeriksa anemia pada petanidi dataran tinggi.