
Rekonstruksi Makna Syukur dalam Al-Qur’an Berdasarkan Kitab Kuning
Author(s) -
Muh. Subair
Publication year - 2020
Publication title -
pusaka
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2655-2833
pISSN - 2337-5957
DOI - 10.31969/pusaka.v8i1.337
Subject(s) - humanities , art , philosophy
Syukur bukan sekedar berterima kasih atas suatu nikmat atau kebaikan yang diperoleh. Bahkan syukur mempunyai pesan yang lebih luas dari sebuah kata syukur itu sendiri. Melalui pengkajian tafsir maudhui, artikel ini menggali makna syukur dari kitab-kitab kuning, yang menampilkan kedalaman makna syukursecara leksikal dan terkompromi secara maknawi dari ayat-ayat Al-Qur’an. Makna leksikal tersebut digali dari akar katanya yang paling dalam, dengan melakukan perbandingan makna dari pengertian-pengertian yang sinonim, kemduian hasil perbandingan tersebut disandingkan dengan makna yang sesuai dengan pesan Al-Qur’an. Hasil kajian ini menemukan adanya ekspresi syukur yang bersifat umum yang dapat dikenali secara lisan, yang diteguhkan dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan. Terdapat juga ekspresi syukur secara khusus atau secara hakikat, syukur adalah menampakkan nikmat dan menyebarkannya dalam kehidupan. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan hidup, sehingga seorang kaya disebut ghina karena dia diinginkan untuk berbagi untuk mendapatkan keseimbangan. Tanpa berbagi seseorang akan merasakan dampak suram dengn konsekuensi kebencian. Karena itu wujud syukur adalah kebaikan yang bertambah, balasan syukur adalah hakikatnya adalah cinta dan balasan bagi yang tidak syukur hakikatnya adalah benci. Karena itu, manfaat syukur akan senantiasa kembali kepada manusia itu sendiri.