z-logo
open-access-imgOpen Access
PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH LUAR BIASA (Studi pada SDLB-C Kertha Wiweka Kota Denpsar)
Author(s) -
Wahab Alba
Publication year - 2017
Publication title -
al qalam - balai penelitian lektur keagamaan ujung pandang/al-qalam
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2540-895X
pISSN - 0854-1221
DOI - 10.31969/alq.v23i2.412
Subject(s) - humanities , psychology , philosophy
Abstrak Realitas empirik hingga kini terkait dengan pelaksanaan pendidikan di Sekolah Luar Biassa (SLB) khususnya pada Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) masih lebih cenderung pada pembelajaran pembekalan kognisi dan motorik peserta didik. Sedangkan pembelajaran yang sifatnya untuk pembekalan kerohanian (keagamaan) kurang mendapatkan perhatian yang seimbang dengan materi pembelajaran lainnya (Ciptono, 13 Mei 2008 : Materi Pembekalan Menjelang Penelitian SDLB). Berdasarkan realitas empirik tersbut maka penelitian ini bertujuaan menggali secara mendalam bagaimana implementasi pendidikan agama pada Sekolah Dasar Luar Biasa-C, profil guru pendidikan agama pada Sekolah Dasar Luar Biasa-C, dan faktor yang mendukung maupun menghambat untuk impelemntasi pendidikan agama pada Sekolah Dasar Luar Biasa-C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelakasanaan pendidikan agama Islam berjalan kurang sitematis dan terstruktur sebagaimana panduan kurikulum, terutama terkait dengan struktur standar kompetensi maupun kompetensi dasar untuk peserta didik tunagraita (SDLB). Sedangkan pelakssanaan pendidikan agama Hindu ternyata sedikit lebih sistematis dan terstruktur. Oleh karena pendidik pendidikan agama Hindu pada SDLB-C Kertha Wiweka Kota Denpasar lebih banyak mempunyai waktu untuk menyusun program pembelajaran, silabus maupun RPP. Mengingat kondisi keterbatasan kemampuan intelegensi peserta didik tunagrahita itulah maka pendidik lebih cenderung pada upaya pembentukan sikap, perilaku, dan berbudi pekerti luhur.  Faktor pendukung pelaksanaan pendidikan agama pada SDLB-C Kertha Wiweka Kota Denpasar adalah adanya perhatian dan dorongan pihak yayasan dan Kepala Sekolah. Di samping itu loyalitas, dedikasi, dan kesabaran para pendidik khususnya pendidikan agama, toleransiyang tinggi antara sesama pendidik maupun peserta didik yang berbeda-beda agama. Sedangkan faktor penghambatnya adalah belum tersedianya sarana kegiatan rituan maupun seremonial untuk semua agama, kurangnya pendidik pendidikan agama yang betul-betul berlatar belakang pendidikan agama, keterbatasanya dana, dan kodisi riil kemampuan intelegensia peserta didik.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here