z-logo
open-access-imgOpen Access
RESPON MUSLIMAH HIZBUTTAHRIR INDONESIA (MHTI) TERHADAP RANCANGAN DAN UNDANG-UNDANG TERKAIT PEREMPUAN DAN KELUARGA
Author(s) -
Ita Musarrofa
Publication year - 2016
Publication title -
al qalam - balai penelitian lektur keagamaan ujung pandang/al-qalam
Language(s) - Uncategorized
Resource type - Journals
eISSN - 2540-895X
pISSN - 0854-1221
DOI - 10.31969/alq.v21i1.206
Subject(s) - humanities , philosophy
Penelitian ini merupakan kajian atas respon MHTI terhadap Rancangan Undang-Undang Hukum Materil Peradilan Agama (RUU-HMPA), Counter Legal Draft- Kompilasi Hukum Islam (CLDKHI), dan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU-PKDRT) dengan menggunakan teknik analisis wacana kritis. Data digali melalui pengumpulan dokumen atau teks respon MHTI dari situs resmi MHTI maupun dari booklet-booklet yang disebarkan MHTI. Setelah data terkumpul lalu dianalisis dengan analisis wacana kritis memakai model analisis Teun A. van Dijk, menggunakan tiga analisis sebagai satu kesatuan, yaitu: analisis teks wacana, analisis kognisi sosial serta analisis konteks wacana. Sedangkan teori-teori yang digunakan sebagai konstruk dalam melihat praktik wacana oleh MHTI tersebut adalah teori Michel Foucault tentang pengetahuan dan kekuasaan serta teori Pierre Bourdieu tentang kekerasan simbolik. Dari sudut pandang analisis wacana kritis, apa yang dilakukan MHTI merupakan bagian dari pertarungan wacana yang melibatkan praktik kekuasaan. Strategi kekuasaan yang digunakan dalam wacana MHTI dapat terlihat dari level teks, kognisi sosial dan konteks. Dilihat dari perspektif Michel Foucault tentang taktik kekuasaan, MHTI menjalankan ketiga taktik kekuasaan, yaitu taktik pemilahan, taktik normalisasi, taktik pendisiplinan atau panoptic.Ketiga taktik kekuasaan menurut Foucault tersebut senada dengan mekanisme sensorisasi dan eufimisasi dalam teori Bourdieu tentang kekerasan simbolik.Melalui wacana yang digulirkannya, khalayak digiring untuk meyakini bahwa sistem khilafah adalah satu-satu sistem yang bisa mengatasi segala persoalan bangsa dan satu-satunya sistem yang absah menurut Islam. Melalui mekanisme sensorisasi, MHTI membenturkan konsep-konsep keislamannya dengan konsep-konsep aktifis gender yang menurutnya berasal dari konsep kapitalis Barat yang memiliki agenda terselubung untuk menghancurkan umat Islam.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here