Tinjauan Awal:

Wangsalan adalah ungkapan atau tuturan yang serupa dengan teka-teki atau cangkriman, tetapi jawabannya sudah disebutkan pada larik jawaban secara tersamar. Wangsalan pada dasarnya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian 1 dan bagian 2. Bagian 1 memperlihatkan semacam teka-teki, sampiran, atau cangkriman/ tebakan, sedangkan bagian 2 memperlihatkan semacam jawaban atau isi wangsalan dari teka-teki bagian pertama. Perlu dijelaskan pengertian cangkriman terlebih dulu sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara wangsalan dan cangkriman. Cangkriman adalah ungkapan yang disusun dalam kata yang beraturan, maksud atau isinya mengandung makna/arti yang harus ditebak. untuk mengkaji awal wangsalan dalam bahasa Jawa memanfaatkan kajian pragmatik. Pragmatik merupakan salah satu aspek dari sistem tanda, di samping aspek sintaksis dan aspek semantik.Pragmatik mengkaji hubungan antara tanda–termasuk di dalam tanda lingual–dengan para pengguna di dalam situasi ujar yang konkret. Masalah yang dikaji dalam wangsalan, yaitu (1) bagaimana menyingkap indikator-indikator semantis antara bagian yang berisi teka-teki dengan bagian yang menyatakan isi wangsalan, (2) bagaimana hubungan itu dibangun, sifat khas pemakaian bahasa yang meliputi pengaturan baris, dan (3) bagaimana pertautan isi tuturan antara bagian pertama (teka-teki) dan bagian kedua (isi wangsalan). Secara pragmatik, wangsalan dalam khasanah sastra Jawa Baru mempunyai fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan nilai budaya masyarakat Jawa. Berdasarkan data yang ditemukan pada wangsalan dapat diketahui bahwa secara umum masyarakat Jawa dalam menyampaikan nasihat, pemberitahuan, permohonan, menyindir, peringatan/larangan, dan mencela kepada pihak kedua atau pihak lain bersifat tidak langsung.