z-logo
open-access-imgOpen Access
JEMBATAN BERSUDUT (SKEW BRIDGE) MENGGUNAKAN BETON MUTU NORMAL UNTUK DEK DAN BETON MUTU TINGGI UNTUK GIRDER DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN PONDASI SPRING
Author(s) -
Fitria Handayani
Publication year - 2020
Publication title -
jurnal kacapur/jurnal kacapuri
Language(s) - Slovenian
Resource type - Journals
eISSN - 2656-6001
pISSN - 2502-3179
DOI - 10.31602/jk.v3i1.3601
Subject(s) - physics , humanities , art
Jembatan bersudut adalah suatu jembatan   yang   sumbu tengahnya tidak tegak Lurus terhadap jalan. Perbedaan perilaku dan karakteristik jembatan bersudut jika dibandingkan  jembatan  pada  umumnya  yaitu  pengaruhnya  terhadap  gaya  yang terjadi pada jembatan dan kekuatan jembatan memikul beban di atasnya. Penelitian ini  bertujuan  yakni:  menentukan  sudut  miring  terbesar  dari  posisi  jembatan terhadap balok beton, mendapatkan beban ultimit yang mampu dipikul jembatan bersudut, serta mengetahui perilaku retak yang terdapat pada jembatan bersudut. Asumsi Panjang jembatan 20 m dan lebar jembatan 10 m dengan perletakan sendi dan rol. Variasi sudut miring jembatan adalah 35o, 40o, 45o, 50o, 55o, dan 60o. Bentuk profil jembatan yaitu gelagar I  beton bertulang. Tegangan leleh tulangan baja yang dipakai yaitu  fy = 400 MPa sedangkan tulangan utama dan fy = 240 MPa untuk tulangan sengkang. Jumlah gelagar delapan buah profil I 1325.  Mutu gelagar beton yang digunakan adalah fc’= 53 MPa (mutu tinggi) dan mutu beton untuk dek fc’= 28 MPa (mutu normal). Jarak antar gelagar 1,2 m dengan Tebal dek 230 mm. Metode penelitian menggunakan Analisa Elemen Hingga ANSYS Ed. 9.0. Model beton balok pada ANSYS Ed. 9.0 dimodelkan menggunakan material SOLID65 dan Baja  tumpuan  dimodelkan  menggunakan  material  SOLID45.  Sedangkan  Model baja tulangan menggunakan material LINK8 dan untuk permodelan pondasi menggunakan Combine39. Input nilai tegangan regangan beton mutu normal menggunakan kurva tegangan regangan usulan Hognested dan untuk input beton mutu   tinggi   menggunakan   kurva   tegangan   regangan   usulan   Azizinamini. Sedangkan input nilai tegangan regangan multilinier dan linier baja tulangan menggunakan kurva tegangan regangan usulan Park dan Paulay (1975). Pedoman perhitungan yang dipakai yaitu SNI 03-1725-1989 untuk jembatan, SNI 03-2847-2002   untuk   beton,   dan   ACI   untuk   batas   izin   lendutan.   Hasil   penelitian menunjukkan bahwa variasi sudut miring pada jembatan mempengaruhi kekuatan balok dan pola retak. Semakin besar sudut miring jembatan semakin berkurang kemampuan balok memikul beban dan pola retak semakin besar. Defleksi terbesar terjadi pada jembatan dengan sudut kemiringan 60o. Tegangan terbesar terjadi pada jembatan dengan sudut kemiringan 60o. Pola retak yang terjadi yaitu retak lentur dan retak geser yang terjadi pada tengah bentang menuju pelat tumpuan. Kata Kunci: jembatan  bersudut,  beton bertulang, defleksi, von Misses, metode elemen hingga.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here