
Semiotika Puisi “Unsyu̅datu Al-Amwa̅t” Karya Na̅zik Al-Mala̅ikah
Author(s) -
Fiur Fadhilah,
Solehhudin Wahab
Publication year - 2020
Publication title -
'a jamiy: jurnal bahasa dan sastra arab/`a jamiy
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2657-2206
pISSN - 2252-9926
DOI - 10.31314/ajamiy.9.1.101-122.2020
Subject(s) - art , humanities , philosophy
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna heuristik dan hermeneutik pada puisi “Unsyūdatu al-Amwāt” dan untuk mengungkapkan pandangan Nāzīk al-Malāikah tentang kematian pada puisinya “Unsyūdatu al-Amwāt”. Penelitian ini menggunakan teori semiotik Riffaterre meliputi pembacaan heuristik dan hermeneutik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian: 1) Pembacaan heuristik puisi ini mengungkapkan kondisi rakyat Irak yang diwakili oleh penyair atas kematian yang merajalela dan segala yang terjadi di wilayahnya sekaligus mengandung kritikan terhadap para penguasanya dan mengandung pesan untuk mereka dan rakyat Irak. 2) Pembacaan hermeneutik puisi ini menceritakan tentang tanda-tanda menjelang kematian, gambaran ketika kematian itu menghampiri seseorang, orang-orang yang siap menghadapinya, menggambarkan penderitaan rakyat dan kondisi negaranya yang tidak aman, dendam rakyat terhadap penjajah serta penguasa dzalim di negaranya, rakyat yang bermimpi untuk kembali hidup bahagia, dan orang-orang yang tertawa di atas penderitaan yang dialaminya. 3) Pada puisi ini, Nāzīk mengungkapkan bahwa kematian menurutnya adalah terpisahnya ruh dari jasad manusia yakni meninggal dunia sehingga kematian bukanlah hal yang mengerikan dan menakutkan. Kematian tersebut merupakan suatu ketetapan yang harus dihadapi siapapun dan tidak dapat diketahui waktu kedatangannya. Kematian juga merupakan hilangnya rasa kepedulian atau jiwa kemanusiaan pada hati manusia sehingga seseorang yang mengalami kematian seperti ini berarti hatinya keras atau hatinya mati.