z-logo
open-access-imgOpen Access
Kontribusi Community Supported Agriculture untuk Gerakan Agraria di Indonesia: Pelajaran dari Jerman
Author(s) -
Gusti Nur Asla Shabia
Publication year - 2021
Publication title -
bhumi : jurnal agraria dan pertanahan/bhumi : jurnal agraria dan pertanahan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-2151
pISSN - 2442-6954
DOI - 10.31292/bhumi.v7i2.490
Subject(s) - agrarian society , solidarity , sustainability , agriculture , food systems , business , sustainable agriculture , food security , political science , economy , economics , geography , politics , ecology , archaeology , law , biology
Community Supported Agriculture (CSA) is a model of cooperation between food producers and consumers in carrying out agriculture that has emerged in Global North’s countries. The establishment of CSA is related to the desire of a few people striving for a more equitable food system than the global and industrial food system which marginalizes the welfare of farmers. Building on the ethnographic study of the CSA Garten Coop in Freiburg, Germany, and comparing it with studies of CSA in other countries, this paper tries to explore the possibilities of how CSA can offer farmers an alternative agricultural model for the sustainability of their farm and its contribution to agrarian movement, especially in Indonesia. The results show that CSA provides this alternative through rearranging the food system with a more democratic, autonomous, and equal management of production resources, income certainty for farmers through consumer commitment and by the solidarity economy, and independence through the principles of sustainable agriculture. Therefore, CSA indirectly contributes to the agrarian movement by providing the possibility for farmers to maintain their farming business, along with their land tenure or ownership, as well as a forum for organizing farmers and consumers to raise awareness of the food system.Keywords: Agrarian Movement, Community Supported Agriculture, Solidarity Economy, Producer-Consumer Partnership.Intisari: Community Supported Agriculture (CSA) merupakan model kerjasama produsen dan konsumen pangan dalam menyelenggarakan pertanian yang banyak muncul di negara-negara Global Utara. Pendiriannya tak lepas dari keinginan segelintir orang mengupayakan sebuah sistem pangan yang lebih adil dari sistem pangan global dan industrial yang meminggirkan kesejahteraan petani. Dengan menggunakan studi etnografi pada komunitas CSA Garten Coop di Freiburg, Jerman dan membandingkan dengan studi-studi atas CSA di sejumlah negara lainnya, artikel ini disusun untuk menelusuri kemungkinan tentang bagaimana CSA dapat menawarkan model pertanian alternatif bagi petani untuk keberlanjutan usaha taninya dan kontribusinya terhadap gerakan agraria, terutama di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSA memberikan alternatif ini lewat pengaturan ulang sistem pangan dengan manajemen sumber daya produksi yang lebih demokratis, otonom, dan setara, kepastian pendapatan bagi petani lewat komitmen konsumen dan ekonomi solidaritas, serta independensi melalui prinsip pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu, CSA secara tidak langsung berkontribusi dalam gerakan agraria dengan memberikan kemungkinan bagi petani untuk mempertahankan usaha taninya, berikut penguasaan atau kepemilikan lahannya, sekaligus wadah pengorganisasian petani dan konsumen untuk menumbuhkan kesadaran akan sistem pangan.Kata Kunci: Community Supported Agriculture, Ekonomi Solidaritas, Gerakan Agraria, Kerjasama Produsen-Konsumen.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here