z-logo
open-access-imgOpen Access
Osteoporosis, Rasio Kalsium dan RASIO ASUPAN KALSIUM DAN ASUPAN FOSFOR SERTA AKTIVITAS FISIK TERKAIT NILAI BONE MASS DENSITY (BMD) PADA LANSIA OSTEOPOROSIS
Author(s) -
Ardiani Listianingrum
Publication year - 2018
Publication title -
jurnal informasi kesehatan indonesia (jiki)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2615-5516
pISSN - 2460-0334
DOI - 10.31290/jiki.v(4)i(2)y(2018).page:150-157
Subject(s) - medicine , gynecology
Provinsi Jawa Timur memiliki risiko osteoporosis tertinggi sebesar 21,42% (Prasetya dkk, 2015). Kepadatan tulang dipengaruhi faktor genetik, jenis kelamin, status gizi, asupan zat gizi (kalsium dan fosfor) dan gaya hidup seperti aktivitas fisik, merokok, konsumsi kafein dan alkohol yang berlebihan. (Janice LT, 2008). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya rasio asupan kalsium dan asupan fosfor serta aktivitas fisik terkait nilai bone mass density (BMD) pada lansia osteoporosis. Desain penelitian yang digunakan yaitu descriptive observasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 di Poli Lansia RSIA Puri Malang dengan 32 subyek penelitian. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis didapatkan asupan kalsium pada lansia terdapat 32 responden (100%) termasuk kategori defisit tingkat berat. Rata-rata asupan kalsium responden yaitu 474,8 mg. Sedangkan asupan fosfor pada lansia terdapat 16 responden (50%) termasuk kategori diatas AKG. Rata-rata asupan fosfor responden yaitu 890,6 mg. Kesesuaian rasio asupan kalsium dan fosfor terdapat 2 responden (6,25%) dengan kesesuaian rasio ≤ 1,5. Pada aktivitas fisik terdapat 16 responden (50%) memiliki kategori aktifitas fisik sedang dan 16 responden (50%) kategori aktifitas fisik ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah nilai Bone Mass Density (BMD) yaitu <-3,0 maka aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden semakin ringan. Sedangkan semakin rendahnya nilai Bone Mass Density (BMD) yaitu <3,0 maka rasio asupan kalsium dan fosfor responden semakin tinggi. Perlu dilakukan upaya pencegahan terjadinya osteoporosis pada pasien lansia yaitu dengan pemberian edukasi untuk merubah pengetahuan pasien mengenai pentingnya pengaturan asupan makanan terutama asupan kalsium dan fosfor serta aktivitas fisik.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here