z-logo
open-access-imgOpen Access
Peran Tradisi Lisan Iko-Iko Berbasis Sastra Melayu dalam Penguatan Komunitas Etnis Bajo
Author(s) -
I Ketut Suardika,
Anwar Hafid
Publication year - 2021
Publication title -
mudra
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2541-0407
pISSN - 0854-3461
DOI - 10.31091/mudra.v31i1.251
Subject(s) - malay , humanities , art , philosophy , linguistics
Etnia Bajo merupakan  suatu komunitas berbudaya  Melayu hidup secara berkelompok  di berbagai wilayah pesisir pantai dan pulau terpencil eli Nusantara dan Asia Tenggara. Di Kawasan Barat Indonesia dan Malay­ sia Barat disebut Orang Laut, atau Suku Laut. Di Malaysia Timur, Brunai Darussalam, dan Philipina disebut Orang Bajau.Meskipun memiliki nama yang berbeda-beda berdasarkan  geografis tempat tinggalnya, tetapi dari segi  budaya  memiliki  persamaan  khususnya  proses  pewarisan  pengetahuan,  nilai, dan  keterampilan dalam bentuk  penguatan  komunitas  melalui tradisi lisan Iko-iko, nauya (nyanyian) dan pantun. Beberapa kajian  menunjukkan   bahwa  Etnis  Bajo  ini  berasal  dari  Selat  Malaka,  selanjutnya   mereka  tersebar  di kawasan  Kepulauan  Melayu  (Malaysia,  Indonesia,  Brunai Darussalam, dan Philipina)  akibat  kedatangan imperialisme  Portugis  yang merebut  Malaka  pada tahun 1511, Orang Bajo  sebagai salah satu inti rakyat Kerajaan Malaka bangkit melawan Imperialisme Portugis, setelah kerajaannya  takluk. mereka tetap melan­ jutkan perlawanan  eli laut dengan tersebar  di eli berbagai  kawasan tersebut. Pola pemukiman  yang semi­ nomaden  sebagai  nelayan  tradisional,  mengakibatkan  mereka mengembangkan sistem  pembelajaran  asli (learning comunitas system). Salah satu media pembelajaran  yang banyak digunakan adalah iko-iko (cerita kepahlawanan), jenis  tradisi  lisan  ini terancam  punah karena  kurang  eliminati generasi  muda, umumnya mereka yang bisa mengisahkannya berusia sekitar 50 tahun ke atas. Tradisi sastra iko-iko berperan menyam­ paikan pesan  moral dan semangat  juang yang dituturkan  secara lisan  dari generasi  ke generasi, berkisah tentang kepahlawanan dan elibawakan selama beberapa jam yang dinyanyikan menjelang tidur dan atau saat dalam  pelayaran.  Ciri  khas  iko-iko  adalah  lirik  dan baitnya  secara  teratur  yang  mencerminkan sastra Melayu, sehingga persebaran Etnis Bajo dengan sastra iko-iko ikut menyebarkan  Budaya Melayu ke Asia Tenggara, yang kelak menjaeli perekat  persatuan Nusantara  dan Asia Tenggara. Generasi muda Bajo seka­ rang  kurang tertarik  mewarisi iko-iko  yang memiliki  banyak  versi dan judul kisah, maka untuk. menjaga kelestariannya, perlu pendokumentasian dan transliterasi  untuk selanjutnya  eliterbitkan menjadi buku dan artikel ilmiah.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here