
“Belenggu Benalu”: Komposisi Kolaborasi-Interpretatif mengenai Pengaruh Akulturasi Budaya Barat pada Musik Batak Toba “Uning-uningan”
Author(s) -
Oang Gabriel Matanari,
I Komang Darmayuda,
Ni Wayan Ardini
Publication year - 2019
Publication title -
journal of music science, technology, and industry
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2622-8211
DOI - 10.31091/jomsti.v2i1.612
Subject(s) - indonesian , musical , music of india , key (lock) , history , art , literature , sociology , linguistics , computer science , philosophy , computer security
Budaya asing yang masuk ke tanah Batak di Sumatera Utara, Indonesia, membawa pengaruh yang besar bagi perkembangan musik Batak Toba atau Uning-uningan, yaitu ansambel hasil transformasi antara Gondang Hasapi yang terdiri atas Sarune Etek, Hasapi Doal, Hasapi Ende, Garantung, serta Hesek, dengan Gondang Sabangunan/Bolon (Taganing, Ogung (Gong), Odap, dan Hesek serta Sarune Bolon). Dalam perkembangan zaman ini, sebagian besar acara adat Batak Toba menyajikan konsep musik Uning-uningan dengan iringan keyboard, bahkan dalam banyak situasi, ketika terdapat keterbatasan dana di dalamnya, otomatis ada ruang yang besar bagi pemain organ tunggal untuk mengaplikasikan repertoar-repertoar musik Uning-uningan hanya dengan keyboard-nya. Hal tersebut tentunya memberikan pengaruh negatif bagi eksistensi musik tradisional Batak Toba ini. Alhasil pengaruh yang terjadi akibat budaya Barat mampu menarik minat masyarakat Batak Toba, sehingga masyarakat Batak Toba lebih menyukai konsep musik Uning-uningan dengan iringan keyboard. Oleh sebab itu, keprihatinan penulis sekaligus komposer dalam menanggapi pengaruh akulturasi terhadap eksistensi musik tradisi Batak Toba dituangkan dalam komposisi musik dengan judul “Belenggu Benalu”. Melalui komposisi musik ini penulis berharap masyarakat Batak Toba, khususnya para musisi Batak sadar dan turut berpartisipasi dalam melestarikan serta menjaga Uning-uningan dan musik tradisional Batak lainnya sebagai salah satu identitas dari keragaman seni dan budaya Indonesia. Foreign culture that enters Batak land in North Sumatera, Indonesia, has a great influence on the development of the Batak Toba music or Uning-uningan (an ensemble transformed between Gondang Hasapi consisting of Sarune Etek, Hasapi Doal, Hasapi Ende, Garantung, as well as Hesek and Gondang Sabangunan/Bolon (Taganing, Ogung (Gong), Odap, Hesek and Sarune Bolon). Nowadays, most of the traditional Batak Toba ceremonials present the concept of Uning-uningan music with keyboard accompaniment, especially in the situations that there is a budget limitation which gives a large space for single organ players (keyboardist) to apply Uning-uningan musical repertoires only with an instrument (i.e. the keyboard). This certainly gives negative influence on the existence of the Batak Toba traditional music. As a result the influence that happened because of the western culture makes the people of Batak Toba prefers the musical concept of Uning-uningan with keyboard accompaniment. Therefore, the concern of the author and composer in responding to the influence of acculturation on the existence of Batak Toba traditional music is outlined in musical composition entitled “Belenggu Benalu”. Through this music composition hopefully the people of Batak Toba, especially Batak musicians are aware and participate in preserving and maintaining Uning-uningan and other traditional Batak music as one of the identities of the Indonesian art and culture diversity.