
Pembelajaran Berbasis Masalah-High Order Thinking Skill (HOTS) pada Materi Translasi
Author(s) -
Tatang Herman,
Aan Hasanah,
Rifki Candra Nugraha,
Eha Harningsih,
Dini Aghniya Ghassani,
Rosida Marasabessy
Publication year - 2022
Publication title -
jurnal cendekia : jurnal pendidikan matematika/jurnal cendekia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-3038
pISSN - 2579-9258
DOI - 10.31004/cendekia.v6i1.1276
Subject(s) - mathematics education , psychology , mathematics , humanities , philosophy
Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS) siswa adalah salah satu tujuan utama pembelajaran pada abad 21. HOTS merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yaitu kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan. Untuk mengetahui kemampuan HOTS matematika siswa, dibutuhkan instrumen yang memenuhi kriteria HOTS dan instrumen tersebut dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan HOTS siswa. Oleh karena ini, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan instrumen pembelajaran berbasis HOTS dengan bantuan model pembelajaran berbasis masalah pada materi translasi. Instrumen yang dikembangkan memenuhi kriteria valid dan efektif sehingga diharapkan instrumen ini bisa menjadi inspirasi bagi guru dan mahasiswa calon pendidik matematika. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan prosedur ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Hasil dari penelitian ini berupa RPP, LKPD, instrument asesmen berupa soal HOTS, dan meningkatnya kemampuan HOTS siswa yang terlihat dari hasil perbandingan nilai siswa sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah-HOTS. Selain itu, siswa menjadi terbiasa berpikir tingkat tinggi sehingga mampu menyelesaikan setiap permasalahan matematika yang diberikan. Karakteristik produk pembelajaran berbasis masalah-HOTS yang dikembangkan adalah 1) mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, dimana dibutuhkan kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal-soal HOTS, 2) berbasis kontekstual, dan 3) menggunakan bentuk soal yang beragam.