
Kajian Penggunaan Antihipertensi dan Potensi Interaksi Obat Pada Pengobatan Pasien Hipertensi Dengan Komplikasi
Author(s) -
Santi Dwi Astuti,
Elina Endang
Publication year - 2018
Publication title -
jurnal farmasi indonesia
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2302-4291
pISSN - 1693-8615
DOI - 10.31001/jfi.v15i2.483
Subject(s) - medicine , gynecology
Hipertensi secara luas dikenal sebagai penyakit kardiovaskular dan merupakan salah satu faktor risiko penyebab terjadi gagal ginjal kronik (GGK). Penderita hipertensi dengan gangguan ginjal menempati posisi dengan angka kejadian terbesar (35%) dibandingkan dengan hipertensi yang menyebabkan komplikasi pada organ lain. GGK merupakan suatu keadaan klinik yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel. Pemberian obat antihipertensi lebih dari satu dapat menimbulkan interaksi obat (Fitriani, 2007). Penelitian Rahmawati et al. (2006) tentang kajian retrospektif interaksi obat di RS pendidikan dr. Sardjito Yogyakarta melaporkan bahwa interaksi obat yang terjadi pada pasien rawat inap sebesar 59%. Untuk pasien rawat inap ditemukan 125 kejadian interaksi obat. Interaksi obat antihipertensi yang paling banyak terjadi adalah kombinasi kaptopril dan furosemidTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengobatan antihipertensi pada pasien hipertensi dengan GGK beserta kerasionalan terapi ditinjau dari aspek tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis dan tepat obat berdasarkan JNC VIII. Dan penelitian yang lain bertujuan untuk meneliti potensi interaksi obat pada terapi antihipertensi.
Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang bersifat non-eksperimental, data yang diambil secara retrospektif. Sampel penelitian ini adalah pasien yang terdiagnosis hipertensi dengan komplikasi yang mendapatkan terapi kombinasi antihipertensi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa obat antihipertensi yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah golongan diuretik loop yaitu furosemid (9,23%). Kategori ketepatan obat menurut JNC VIII didapatkan untuk terapi indikasi (100%), tepat pasien (100%), tepat obat (78,5%) tepat dosis (98,46%). Hasil penelitian kedua menunjukan terdapat 31 pasien (81,58%) yang mengalami interaksi obat dan 7 pasien (18,42%) tidak mengalami interaksi obat. Dari total 31 pasien potensi interaksi yang paling banyak terjadi adalah moderate 120 (53,6%). Obat yang paling banyak digunakan dan menimbulkan interaksi adalah catapres dengan diazepam menimbulkan interaksi moderate.