z-logo
open-access-imgOpen Access
Kritik Sosial dalam Dua Puisi Dikumpulan Puisi “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (Majoi)” Karya Taufiq Ismail
Author(s) -
Esa Klara Sukmawati
Publication year - 2020
Publication title -
diskursus
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2615-4943
pISSN - 2615-4935
DOI - 10.30998/diskursus.v2i02.6673
Subject(s) - art , humanities
Penelitian bertujuan untuk mengetahui berbagai masalah sosial, serta siapa saja yang dikritik, isi kritik dan cara penyampaian dalam dua puisi di kumpulan puisi “Majoi” karya Taufiq Ismail. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif, menganalisis, dan mendeskripsikan kritik sosial yang terdapat dalam dua puisi dengan pendekatan semiotika. Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian memperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Masalah yang terjadi pada puisi “Majoi” dan Puisi “12 Mei 1998” adalah saling berkaitan di kedua puisi tersebut di mana pada puisi “Majoi” adalah masalah perselingkuhan birokrasi, kecurangan dalam berbisnis, keputusan pengadilan yang dapat tawar-menawar sehingga hukum bisa dibeli, masalah politik di mana pemilu dapat dipermainkan terang-terangan dan masyarakat kelas bawah dan menengah dapat ditindas oleh pemerintah. Dalam puisi “12 Mei 1998” menjelaskan ketidaksetujuan sistem pemerintahan Orde Baru sehingga KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan empat syuhada tersebut menggelar aksi untuk revolusi total. Hingga aksi tersebut diberi nama Tragedi Trisakti. 2) Sasaran yang ditujukan pada puisi “Majoi” adalah pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Puisi “12 Mei 1998” ditujukan untuk lembaga pendidikan. 3) Cara menyampaikan kritikan pada kedua puisi tersebut yaitu di sampaikan secara jelas, lugas dengan penuh bahasa sindiran yang disusun secara sistematis tanpa ada satu peristiwa yang terlewati.   Kata Kunci : kritik, sosial, puisi

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here