z-logo
open-access-imgOpen Access
Dialog lintas iman: suatu perspektif psikonanalisis Jacques Lacan
Author(s) -
Yulius Yusak Ranimpi
Publication year - 2021
Publication title -
kurios
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2615-739X
pISSN - 2614-3135
DOI - 10.30995/kur.v7i1.257
Subject(s) - dialog box , humanities , mindset , sociology , context (archaeology) , epistemology , philosophy , computer science , geography , archaeology , world wide web
It is a fact that Indonesia is a diverse nation from various backgrounds, including religions. This is a gift, if managed properly, and will produce an extraordinary and strong integration, but on the other hand, there will be disintegration if it is not effectively managed. One of the biggest threats to disintegration is the mindset and behavior that reflects intolerance in the context of religious life. One of the ways to eliminate this issue is to promote inter-religious dialogue. Through a literature review, this article focuses on inter-religious dialogue from the perspective of the French Neo-Psycho-analytic school, Jacques Lacan. This is an auto-anamnesis effort to understand human behavior, especially in religion. Through it, we can see that the pursuit of equilibrium through dialogue across religions is an existential condition that will affect human behavior. The equilibrium is not projected by some common ground, but to accept, acknowledge and respect the fact of differences. The integration will be realized with an attitude of acceptance and respect for differences. Abstrak Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dari berbagai macam latar belakang, termasuk agama. Ini adalah anugerah yang jika dikelola dengan baik akan menghasilkan integrasi yang luar biasa kuatnya, dan sebaliknya akan tercipta disintegrasi jika pengelolaannya tidak tepat. Salah satu ancaman terbesar terjadinya disintegrasi adalah pola pikir dan perilaku yang mencer-minkan intoleransi dalam konteks hidup beragama. Salah satu cara untuk mengelaminir isu ini adalah dengan mengupayakan dan mengembangkan terjadinya dialog lintas agama. Melalui kajian literatur, artikel ini menyoroti soal dialog lintas agama dari perspektif seorang tokoh dari aliran Neo-Psikoanalisis asal Prancis, yaitu Jacques Lacan. Ini adalah upaya auto-anamnesa dalam rangka memahami perilaku manusia, khususnya dalam keber-agama-an. Melaluinya kita dapat melihat bahwa upaya untuk mencapai kesetimbangan melalui dialog lintas agama merupakan kondisi eksistensial yang akan terus mengarahkan perilaku manusia. Keseimbangan yang dimak-sud adalah bukan untuk mencari titik temu, melainkan untuk menerima, mengakui, dan menghormati fakta adanya perbedaan. Integrasi akan terwujud dengan adanya sikap penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here