
Peranan Bundo Kanduang Mengembangkan Wisata Halal Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal di Tirtasari Tilatang Kamang
Author(s) -
Rusyaida Rusyaida,
Noor Fadlli Marh
Publication year - 2020
Publication title -
ekonomi syariah/jurnal ekonomika syariah
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-7890
pISSN - 2614-8110
DOI - 10.30983/es.v4i2.3704
Subject(s) - tourism , nonprobability sampling , baru , service (business) , government (linguistics) , islam , business , business administration , sociology , humanities , political science , marketing , geography , art , law , philosophy , population , linguistics , demography , archaeology
Halal Tourism is becoming a new trend in the world and each destination strives to take advantage of this opportunity as a new step in tourism development. There are several tourist destinations that are managed by the community by involving all elements including women or “bundo kanduang”. The term Bundo Kanduang is a call to women according to the Minangkabau customary order, especially to mothers. Bundo kanduang who are successful in the nagari will be respected in adat, which take one step first, be exalted by one another, respected and respected by the people and the community in the village. This research is a field research with a qualitative approach. The informants of this study consisted of community leaders, Bundo Kanduang, and tourism actors. The purposive sampling was used so that the information obtained are in accordance with existing realities. The results showed that there was an important role of Bundo Kanduang in developing halal tourism relate to local wisdom that adheres to the principles and valuesof Islam in the Tirtasari area. Halal tourism is managed by the local government with the community, but the role of bundo is more dominant as a service and tourism actor .Halal Tourism menjadi trend baru di dunia dan masing-masing destinasi berupaya kuat memanfaatkan peluang tersebut sebagai langkah baru dalam pengembangan wisata. Terdapat beberapa destinasi wisata yang dikelola masyarakat dengan melibatkan semua unsur termasuk peran perempuan atau bundo kandung. Istilah Bundo Kanduang adalah panggilan kepada perempuan menurut tatanan adat Minangkabau khususnya kepada kaum ibu . Bundo kanduang yang sukses dalam nagari akan terpandang dalam adat, yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting, disegani dan dihormati kaum dan masyarakat dalam nagari Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini terdiri dari beberapa orang tokoh masyarakat, bundo kanduang, dan beberapa orang pelaku wisata. Pendekatan purposive sampling digunakan agar informasi dan data yang diperoleh sesuai dengan realita yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat eksistensi peranan bundo kanduang dalam mengembangkan wisata halal sebagai wujud kearifan lokal yang berpegang teguh pada prinsip dan nilai Islam di daerah Tirtasari Tilatang Kamang. Wisata halal dikelola oleh pemerintahan daerah setempat dengan masyarakat, namun peranan bundo kanduang lebih dominan sebagai pelayanan dan pelaku wisata di destinasi wisata. Di antara peranan bundo kanduang yaitu penanggung jawab wahana permainan anak anak, penanggung jawab pakan ikan, pengelola kuliner khas daerah, penjual cinderamata, dan usaha home stay di rumah penduduk yang kosong.