
PERPINDAHAN PENDUDUK DALAM TIGA MASA: KOLONISASI, KOKUMINGGAKARI, DAN TRANSMIGRASI DI PROVINSI LAMPUNG (1905-1979)
Author(s) -
M. Halwi Dahlan
Publication year - 2014
Publication title -
patanjala : jurnal penelitian sejarah dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2598-1242
pISSN - 2085-9937
DOI - 10.30959/patanjala.v6i3.164
Subject(s) - humanities , political science , geography , art
AbstrakKolonisatie adalah program perpindahan penduduk versi pemerintah Hindia Belanda pada awal abad XX. Program migrasi ini awalnya diberi nama Kolonisatieproof dan dijalankan sesuai dengan tuntutan Politik Etis bersama dengan program edukasi dan irigasi. Meski kelihatannya sebagai program yang peduli terhadap perbaikan kondisi masyarakat pribumi, tetapi sejatinya ketiga program tersebut dilaksanakan untuk kepentingan kolonialisme di Hindia Belanda yang telah sekian lama meraup keuntungan sejak masa VOC dan Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan militer Jepang juga dilakukan perpindahan penduduk yang disebut kokuminggakari khusus di wilayah Lampung. Penduduk yang dipindahkan ini adalah para rômusha dari Pulau Jawa. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, program perpindahan penduduk ini dilanjutkan dan disebut transmigrasi. Tidak jauh berbeda dengan kolonisasi, sasaran perpindahan penduduk ini adalah dari daerah-daerah yang dianggap padat penduduknya terutama Pulau Jawa ke daerah lain di Indonesia. Khusus Lampung, pelaksanaan perpindahan penduduk ini sangat bernilai karena daerah ini menjadi pionir proyek di tiga masa pemerintahan. Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan tiga peristiwa perpindahan penduduk tersebut disertai perbandingan di antara ketiganya. Penulisan ini menggunakan teknik pengumpulan sumber melalui studi kepustakaan dan mengenai dampak yang ditimbulkan dianalisis menggunakan teori integrasi. Abstract In the early twentieth century, the Nederland-Indie government introduced a program Kolonisatie. At the beginning of its implementation, that program was know as Kolonisatieproof. The program is run in accordance with the Ethical Policy along with educational and irrigation program. Although it seems as programs that concerned to the improvement of indigenous peoples, but is actually that programs were implemented for the benefit of the Dutch East Indies's colonialism. In the reign of the Japanese military, migration program also conducted by goverment which known as kokuminggakari, especially in Lampung. The Population which displacement in kokuminggakari's program is the romushas of Java. After the independence of the Republic of Indonesia, this program continued and know as migration and transmigration. In the era of Indonesian independence, the government carried out the similar program with the colonization program. The purpose of this program is to moved the population from the densely region, especially in Java, to moved to other region in Indonesia. In Lampung, the implementation of this migration is very important because the area has become a pioneer project in three periods. The purpose of this research was to describe the migration of three events with a comparison between the three events. This study uses the source collection techniques through the study of literature and the data were analyzed using the theory of integration.