
KIAT PENJUAL MAKANAN TRADISIONAL DALAM MENEMBUS PASAR
Author(s) -
T Ria Intani
Publication year - 2014
Publication title -
patanjala : jurnal penelitian sejarah dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2598-1242
pISSN - 2085-9937
DOI - 10.30959/patanjala.v6i2.202
Subject(s) - humanities , sociology , art
AbstrakMemasuki zaman globalisasi dapat dikatakan segalanya serba modern. Tidak heran kalau kemudian orang mulai meninggalkan hal-hal yang berbau tradisional. Fenomena yang cukup menonjol terjadi pada makanan. Makanan dengan nama-nama asing booming hingga menomorduakan makanan tradisional. Itu dulu. Belakangan, beberapa makanan tradisional kembali bangkit dan bahkan booming di kalangan anak muda khususnya. Makanan yang dimaksud adalah seblak. Penelitian tentang fenomena ini sangat penting untuk mengetahui kiat-kiat apa yang dilakukan pegiat makanan tradisional hingga makanan yang diproduksinya dapat diterima kembali di era sekarang ini. Dari kiat-kiat tersebut bukan tidak mungkin dapat dijadikan model untuk membangkitkan kembali jenis makanan tradisional lainnya dari keterpurukannya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan tradisional, dalam hal ini seblak, dapat diterima kembali kehadirannya di tengah-tengah makanan modern. Keberterimaan tersebut tidak lain karena pelaku usaha mau terus belajar, membuat inovasi, dan melihat budaya sebagai sesuatu yang dinamis. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan merupakan sebuah aktivitas, merupakan sebuah produk dan ide, sekaligus proses belajar. AbstractEntering the era of globalization can be said of everything modern department. No wonder then people started leaving things that related to the traditional thing. The phenomenon is quite prevalent in the food. Foods with foreign names booming until subordinated the traditional food. That was then. Later, some of the traditional foods arise and even boom among young people in particular. The food in question is seblak. Research on this phenomenon is very important to know what tips do traditional food producer to produced acceptable food in this era. From the tips it is not possible that the models could be used to revive other types of traditional food. This is a descriptive study with a qualitative approach. The results showed that the traditional food, in this case seblak, be welcomed back its presence in the midst of modern food. Acceptance is not because businesses want to continue to learn, to innovate, and to see culture as something dynamic. This suggests that culture is an activity, is a product and ideas, as well as the process of learning.