
KERATON KANOMAN DI CIREBON (Sejarah dan Perkembangannya)
Author(s) -
Lasmiyati
Publication year - 2013
Publication title -
patanjala : jurnal penelitian sejarah dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2598-1242
pISSN - 2085-9937
DOI - 10.30959/patanjala.v5i1.184
Subject(s) - art , humanities
AbstrakKeraton merupakan tempat kediaman raja, yang di dalamnya terdapat beberapa bangunan. Di dalam keraton, sultan melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin segala kegiatan politik dan sosial budaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya Keraton Kanoman di Cirebon dan bagaimana perkembangannya. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa Keraton Kanoman didirikan tahun 1510 Saka atau 1588 M oleh Pangeran Muhamad Badrudin Kartawidjaja atau Sultan Anom. Mereka menempati bangunan Witana yaitu bangunan yang pertama kali ditempati oleh Pangeran Cakrabuana ketika berada di Tegal Alang-alang. Pangeran Cakrabuana bekerja sebagai penumbuk rebon. Alat yang digunakan adalah lumpang alu dan pencetak terasi. Kedua alat tersebut disimpan di sebuah cungkup. Keraton Kanoman seperti kota tradisional, yang di dalamnya terdapat alun-alun dengan waringin kurung di tengahnya, pasar, masjid agung dan bangunan lainnya. Keraton Kanoman bukan hanya digambarkan sebagai kota tradisional melainkan juga tempat penyelenggaraan upacara Maulid Nabi, yaitu sebuah upacara yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhamad SAW.AbstractKeraton (palace), in which a king lives, comprises several buildings. The Sultan administers every political and cultural activities inside keraton. This research aims to study the history of the establishment of Keraton Kanoman and its development. The methods covered heuristic, critique, interpretation, and historiography. The informant said that the Keraton was established in 1510 Çaka or 1588 AD by Pangeran (Prince) Muhamad Badrudin Kartawidjaja or Sultan Anom. They occupied Witana building which was first occupied by Pangeran Cakrabuana when he was in Tegal Alang-alang. Like other traditional cities, Keraton Kanoman has a plaza inside with a banyan tree in themiddle, market, great mosque, and other buildings. The Keraton is not only a traditional city, but it functions as a place to carry out ceremony commemorating the birth of Prophet Muhammad.