
SISTEM GOTONG ROYONG PADA MASYARAKAT BADUY DI DESA KANEKES PROVINSI BANTEN
Author(s) -
Ria Andayani Somantri
Publication year - 2012
Publication title -
patanjala : jurnal penelitian sejarah dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2598-1242
pISSN - 2085-9937
DOI - 10.30959/patanjala.v4i1.128
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
AbstrakSistem Gotong-royong pada Masyarakat Baduy di Desa Kanekes, Provinsi Banten merupakan uraian tentang aktivitas gotong-royong yang hidup pada masyarakat Baduy di Banten. Aktivitas tersebut tercermin dalam tradisi nyambungan, yakni kebiasaan masyarakat Baduy mengirim atau menyumbang sesuatu kepada warga yang sedang menyelenggarakan hajatan atau pesta dengan sistem timbal balik (resiprositas); tradisi liliuran, yakni kebiasaan masyarakat Baduy yang lebih mengarah pada arisan tenaga untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan; tradisi dugdug rempug, yakni kegiatan gotong-royong yang dilandasi keinginan spontanitas untuk membantu dan menolong pihak-pihak yang membutuhkan bantuan dan pertolongan mereka; dan tradisi tunggu lembur, yakni aktivitas sekelompok orang Baduy yang secara bersama-sama melakukan kegiatan menjaga lembur ’kampung’ dari berbagai kemungkinan yang akan membahayakan keamanan kampung tersebut berikut isinya. Tradisi nyambungan, liliuran, dugdug rempug, dan tunggu lembur masih bertahan sampai sekarang, karena dipandang mampu mengatasi sejumlah persoalan, yang intinya membutuhkan suatu kerja sama antarsesama warga Baduy. AbstractThis research aims to describe some Baduy traditions that still exist today, which called nyambungan (giving donation to someone who has celebration), liliuran (collecting human resources to build something), dugdug rempug (spontaneous act to help others), and tunggu lembur (guarding their village from unexpected danger). They are all based on gotong-royong (working together to help each other). Theses traditions are preserved because they are considered solutions for many of their social problems.