z-logo
open-access-imgOpen Access
PERKEMBANGAN WAYANG GANTUNG SINGKAWANG DAN UPAYA BERTAHAN DARI ANCAMAN KEPUNAHAN
Author(s) -
Benedikta Juliatri Widi Wulandari
Publication year - 2010
Publication title -
patanjala : jurnal penelitian sejarah dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2598-1242
pISSN - 2085-9937
DOI - 10.30959/patanjala.v2i3.245
Subject(s) - humanities , art , sociology
AbstrakTulisan ini merupakan hasil penelitian tentang seni pewayangan yang dikembangkan oleh masyarakat Tionghoa di Singkawang Kalimantan Barat, yang dikenal dengan nama Wayang Gantung Singkawang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perkembangan Wayang Gantung Singkawang sejak awal kedatangannya hingga saat ini, serta perubahan-perubahan yang dilakukan oleh para pelaku seni Wayang Gantung Singkawang sebagai strategi untuk mempertahankan eksistensinya. Pendekatan kualitatif diterapkan dalam penelitian ini. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Wayang Gantung Singkawang telah mengalami kemunduran yang cukup pesat, disebabkan adanya kebijakan pemerintah Orde Baru yang membatasi penyelenggaraan adat istiadat masyarakat Tionghoa, perkembangan budaya pop dan media hiburan, serta permasalahan dalam proses regenerasi. Para pelaku seni wayang telah melakukan beberapa perubahan dalam cerita, tokoh dan durasi waktu pertunjukan, sehingga bersesuaian dengan permintaan penonton. AbstractThis paper ia the result of research on a Chinese puppet show called wayang gantung Singkawang, developed by the Chinese community of Singkawang (West Kalimantan). The author tries to describe the ups-and-downs of wayang gantung Singkawang beginning from its arrival to the modifications enabled by the puppeteers in order to preserve its existence. A qualitative method was applied on the research, and data collecting was conducted by means of participants observations and in-depth interviews. The author finds that there is no progress in wayang gantung Singkawang due to the government policies during the New Order Regime (Rezim Orde Baru) which restricted any kinds of performaces related to the Chinese traditions. Meanwhile, the development of popular culture and some problems concerning regeneration make these things worst. The puppeteers have to make some modifications either by changing the plot of the story, the characters of the puppets, or making the showtime shorter.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here