z-logo
open-access-imgOpen Access
KAJIAN NILAI BUDAYA PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL DI GIRI JAYA PADEPOKAN KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
Author(s) -
Lina Herlinawati
Publication year - 2010
Publication title -
patanjala : jurnal penelitian sejarah dan budaya
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2598-1242
pISSN - 2085-9937
DOI - 10.30959/patanjala.v2i3.238
Subject(s) - humanities , art
AbstrakGiri Jaya Padepokan yang terletak di kaki Gunung Salak, tepatnya di Desa Giri Jaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, memiliki bangunan-bangunan lama yang berarsitektur tradisional. Bangunan-bangunan tersebut perlu diperhatikan, dipelihara, dan dilestarikan keberadaannya. Pelestarian bangunan tersebut juga sekaligus melestarikan keterkaitan antara bangunan dan kehidupan komunitas manusianya, baik sehari-hari maupun ritual. Bagaimana konsep bangunan dalam struktur, fungsi, serta bentuk bangunan tidak banyak orang mengenalnya. Untuk itu, melalui penelitian yang bersifat deskripsi dengan pendekatan kualitatif dapatlah dipahami konsep-konsep tersebut. Dari hasil kajian tersebut, dapat dinyatakan bahwa bentuk-bentuk bangunan peninggalan leluhur Giri Jaya Padepokan itu selain memiliki bentuk bangunan berarsitektur tradisional Sunda, juga pada beberapa bagian bangunan ada pengaruh arsitektur Jawa dan Kolonial Belanda. Hal itu bisa terjadi karena leluhur Giri Jaya Padepokan sebagai pendiri bangunan tersebut memiliki pengalaman yang berkaitan dengan keberadaan Kolonial Belanda di Tatar Sunda serta pertemanannya dengan seseorang yang berasal dari “Mangku Negara” Surakarta. AbstractThe village of Giri Jaya Padepokan that lies on the foothill of Mount Salak has many buildings of traditional architecture. These buildings have to be preserved. To preserve those buildings means to preserve the relationship between the buildings themselves and the life of the community. There are very few people who have knowledge about the those traditiional buildings in term of structure and functions, as well as the shape. In understanding these concepts the author conducted a descriptive research method with qualitative approach. The author came into conclusion that despite of traditional Sundanese architecture, some of the buildings were influenced by both Javanese and Dutch colonial styles. The styles were adopted during their period of ruling Sundaland over centuries.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here