z-logo
open-access-imgOpen Access
Keberadaan Bahasa Melayu-Kuna Abad VII- IX C Di Jawa
Author(s) -
Riboet Darmosoetopo
Publication year - 1998
Publication title -
berkala arkeologi/berkala arkeologi
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2548-7132
pISSN - 0216-1419
DOI - 10.30883/jba.v18i1.774
Subject(s) - humanities , art
Prasasti sebagai peninggalan budaya dan sangat penting untuk dipergunakan dalam penulisan sejarah, ditemukan di seantero kepulauan Indonesia. Tetapi prasasti yang berbahasa Melayu-Kuna hanya ditemukan di Sumatra dan Jawa. Akhir-akhir ini ditemukan juga prasasti berbahasa Melayu-Kuna di pantai selatan pulau Laguna, Pilipina. Delapan prasasti berbahasa Melayu-Kuna dari masa Kedatuan Sriwijaya ditemukan di Sumatra. Kedelapan prasasti itu ialah prasasti Kedukanbukuit (605 C), Talang Tuwo (606 C), Kota Kapur( 608 C), Karangbirahi, Telaga Batu, Boom Baru, Palas Pasemah, dan prasasti Bungkuk. Ketujuh prasasti berbahasa Melayu-Kuna yang ditemukan di pulau Jawa ialah prasasti Manjusrigrha (714 C), Payaman (700-750 C), Dapunta Selendra (± 750 C), Sang Hyang Wintang, Dang Pu Hawang Glis, Dewa Drawya (Dieng), dan prasasti dari Kebon Kopi. Sebuah prasasti dari lempengan tembaga, berbahasa Melayu-Kuna, beraksara Jawa-Kuna, bertahun 822 C ditemukan di pantai Laguna (Kepulauan Pilipina Selatan). Timbul permasalahan tentang keberadaan bahasa Melayu-Kuna ini di Jawa baik mengenai proses maupun perkembangannya dalam kontilasi kesejarahan. Oleh karena itu dalam makalah kecil ini akan dicoba mengajukan gagasan pemecahannya meskipun masih bersifat hipotetis.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here