Open Access
POLA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DALAM PERSPEKTIF FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) SUMATERA UTARA
Author(s) -
Manshuruddin Manshuruddin
Publication year - 2017
Publication title -
miqot
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-3616
pISSN - 0852-0720
DOI - 10.30821/miqot.v41i2.400
Subject(s) - harmony (color) , dialog box , humanities , sociology , epistemology , philosophy , art , visual arts , computer science , world wide web
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika pola kerukunan umat beragama (religious harmony) FKUB di Sumatera Utara. Untuk mengungkap hal itu, penelitian ini menggunakan pendekatan phenomenologic-interpretif, dengan meng-gunakan teknik pengumpulan data pada FGD (Focus Group Discussion). Penelitian ini mengajukan beberapa temuan. Pertama, idealita kerukunan yang dibangun oleh FKUB Sumut berpijak pada pola kerukunan non-pluralisme agama, yang berarti bahwa truth claim pada masing-masing agama tidak bisa disamakan karena memiliki landasan teologis yang berbeda. Namun dalam konteks sosial, kebenaran teologis tersebut tidak boleh dipaksakan kepada orang lain, dan setiap individu beragama harus mampu bekerjasama untuk kepentingan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kedua, dalam penerapannya, FKUB Sumatera Utara melakukan dialog teologis, interaksi sosial, advokasi dan regulasi serta dialog interaktif. Abstract: The Pattern of Religious Harmony in the Perspective of Religious Harmony Forum of Sumatera Utara. This study aims to analyze the dynamics of the harmony of the FKUB (Religious Harmony Forum in North Sumatra). This study uses a phenomenologic-interpretive approach, using data collection techniques in FGD (Focus Group Discussion). This research finds that: First, the ideal of harmony established by FKUB of North Sumatra is based on the pattern of religious non-pluralism harmony, in a sense that the claim of truth in each religion can not beequated because it has a different theological foundation. But in the social context, such theological truths should not be imposed on others, and every religious individual must be able to work together for the benefit of society, nation and state. Second, in its application, FKUB of North Sumatra conducts theological dialogue, social interaction, advocacy and regulation and interactive dialogue. Keywords: agama-agama, kerukunan, pluralisme, FKUB, Sumatera Utara