
TRADISI KISIK-KISIK DALAM MASYARAKAT MUSLIM TANJUNGBALAI ASAHAN
Author(s) -
Husnel Anwar Matondang
Publication year - 2016
Publication title -
miqot
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2502-3616
pISSN - 0852-0720
DOI - 10.30821/miqot.v40i2.297
Subject(s) - ceremony , humanities , magic (telescope) , psychoanalysis , sociology , philosophy , theology , psychology , physics , quantum mechanics
Abstrak: Masyarakat Tanjungbalai Asahan sebagai pelaku ritual kisik-kisik mempercayai bahwa penyakit yang diderita oleh manusia selalu dipahami dalam dua sisi yang saling mempengaruhi, yakni penyakit pada jasad dapat mempengaruhi jiwa (batin/ruh) dan penyakit pada jiwa (batin) dapat pula mempengaruhi kesehatan jasad (badan). Solusi magis yang digunakan masyarakat ini adalah kisik-kisik, yaitu suatu upacara untuk memanggil sumangat (ruh) yang telah hilang atau pergi dari jasad seseorang yang menderita sakit agar ia kembali sehat. Dalam menjelaskan sistem kepercayaan kisik-kisik digunakan teori fungsionalis Bronislaw Malinowski, yaitu masyarakat dilihat sebagai suatu totalitas fungsional, seluruh adat kebiasaan dan praktik harus dipahami dalam totalitas konteksnya dan dijelaskan dengan melihat fungsinya bagi anggota masyarakat yang diteliti. Dari kajian ini, ditemukan bahwa ritual kisik-kisik berawal dari kepercayaan animisme yang menjadi anutan nenek moyang orang-orang Tanjungbalai Asahan. Namun, ia tetap dipraktikkan, kendati mereka telah memeluk Islam. Abstract: Kisik-Kisik Tradition in Tanjung Balai Muslim Community. Tanjungbalai Community in Asahan as the actors of kisik-kisik ritual believe that the diseases suffered by humans always understood in two sides of interaction, that is the bodies diseases may affect the psyche (mind/spirit) and the soul diseases (mind) can also affect the bodies healthy (bodies). The magic solution that allows people is kisik-kisik, that is a ceremony to call spirit (ruh) that have been lost or away from the body of person who is sick to become healthy. In explaining the system of kisik-kisik belief used functionalist theory by Bronislaw Malinowski, that society is seen as a functional totality, the entire customs and practices must be understood in totality context and explained by looking at the function for the communities who studied. From this study, it was found that the kisik-kisik ritual came from animism which became an ancestor’s belief of Tanjungbalai people in Asahan. However, it still practiced, although Tanjungbalai people have embraced Islam. Kata Kunci: kisik-kisik, ritual, penyembuhan, Tanjungbalai, Asahan