
Bentuk Konkret Metode Baca -Tulis Berbasis Bahasa Ibu (Contoh Kasus Bahasa Laboya)
Author(s) -
Muh Akbar Kurniawan,
Abdurrahman Shaleh Reliubun,
Martina Fandasari
Publication year - 2022
Publication title -
stilistika
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-3127
pISSN - 1978-8800
DOI - 10.30651/st.v15i1.9161
Subject(s) - humanities , art
Concrete Form of Reading-Writing Method Based on Mother Tongue (Case Study in Laboya Language) ABSTRAKArtikel ini adalah sebuah refleksi pengalaman penulis selama menjadi fasilitator pendidikan alternatif di Kampung Adat Sodan, Sumba Barat. Penulis melihat bahwa kekayaan linguistik di Sumba Barat tidak menjamin adanya penggunaan bahasa pengantar dan materi ajar berbahasa ibu, khususnya bahasa Laboya. Sekolah formal cenderung menggunakan materi ajar yang bersifat asing, terutama di kelas awal sekolah dasar. Hal ini yang menyebabkan tingginya angka buta huruf di Sumba Barat, adapun faktor lain, yakni kekerasan budaya seperti, harus meninggalkan identitas marapu-nya sebagai kepercayaan lokal jika ingin bersekolah formal. Hasil refleksi tersebut yang melatari penulis menyusun metode baca-tulis berbasis bahasa Laboya. Data penelitian kualitatif ini diperoleh dengan wawancara etnografi dan observasi-aplikasi pengetahuan dalam sebuah praksis. Data yang diperoleh dalam bentuk data kebahasaan berupa kosakata bahasa Laboya kemudian diinput ke dalam FieldWorks, sebuah perangkat lunak dokumentasi data linguistik dan budaya. Data kemudian diklasifikasi berdasarkan pada tipe struktur silabisnya. Hasil penelitian menemukan terdapat 11 bentuk silabis.Kata kunci: materi ajar, baca tulis, bahasa laboyaABSTRACTThis article reflects authors experience as alternative education facilitators in Kampung Adat Sodan, Sumba Barat. The authors observed that linguistic richness in Sumba Barat does not guarantee the use of instruction language and teaching materials in mother tongue, especially Laboya language. Formal school tends to use foreign teaching materials, especially in the early levels of primary school. This phenomenon has led to the high illiteracy rate in Sumba Barat. Another factor is cultural violence, as in the necessity to leave the Marapu identity, as a local belief, to enroll in formal school. This reflection encouraged the authors to compose Laboyan-based reading and writing method. Qualitative data was obtained through ethnographic interview and observation-application in praxis. The obtained data in the form of Laboya lexicons were inputted to FieldWorks, a documentation software for linguistic data and culture. The data was classified based on syllabic structure types. The study found 11 syllabic structures.Keyword: teaching materials, reading and writing, laboya language