Open Access
Memaknai Pentakostalisme dalam Maksud Politis Lukas: Analisis Kisah Para Rasul 1:6-8
Author(s) -
Harls Evan R. Siahaan
Publication year - 2018
Publication title -
dunamis
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2541-3945
pISSN - 2541-3937
DOI - 10.30648/dun.v3i1.178
Subject(s) - politics , theology , sociology , humanities , philosophy , political science , law
Abstract. The theology of Pentecostal is often assumed as a mere theology which related to the spiritual life, so that thinking about involvement in secular’s life is absolutely a worldliness. Pentecostalisme isn’t designed to obtain a mere spiritual implication, but also a study which arranged in a political situation with author’s political aims. The method used in this article is an analytical text on The Acts 1:6-8, and Pentecostalism descriptive, both philosophical and tehologically. The result of this analysis found that Pentecostalism keyword is a personal dynamization to a bigger political dynamization, such a nationality.Abstrak. Teologi Pentakosta seringkali dianggap sebagai sebuah teologi yang hanya berkaitan dengan kehidupan dunia roh, sehingga memikirkan keterlibatan dalam dunia profan adalah sebuah keduniawian. Pentakostalisme tidak disusun untuk sekadar memperoleh implikasi rohani, melainkan juga sebuah risalah yang disusun dalam suasana politis dengan maksud-maksud politis dari penulis. Metode dalam penelitian ini adalah analisis teks pada Kisah Para Rasul 1:6-8, dan deskripsi Pentakostalisme, baik secara teologis maupun filosofis. Hasil dari pembahasan menemukan bahwa Pentakostalisme sebagai sebuah dinamisasi personal untuk mengalami perubahan yang lebih besar dalam ranah politik, yaitu nasionalisme.