z-logo
open-access-imgOpen Access
Tradisi dan Modal Kultural Etnis Bugis di Riau dan Jambi
Author(s) -
Jamaluddin Jamaluddin
Publication year - 2018
Publication title -
konstekstualita/kontekstualita
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2548-1770
pISSN - 1979-598X
DOI - 10.30631/kontekstualita.v35i02.80
Subject(s) - humanities , sociology , theology , philosophy
Abstrak: Artikel ini memaparkan tradisi keagamaan perantau Bugis di Indragiri Hilir, Provinsi Riau, dan Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Ia juga mengungkapkan nilai-nilai dominan yang menjadi kekuatan pendorong mereka dalam kehidupan sosial. Didasarkan pada penelitian lapangan di dua Kabupaten tersebut, artikel ini menemukan bahwa perantau Bugis masih mempertahankan tradisi Islam yang mereka pelajari dari guru mereka di Sulawesi Selatan, seperti mangaji tudang, mappandre temme’, mabbarazanji, mammudu’, mammiraje’, mattampung, mappendrek tojang, mendre hajji, dan cemme sapareng. Tidak hanya berfungsi sebagai media untuk aktualisasi dan simbolisasi religiusitas, tetapi juga berfungsi sebagai motivasi untuk sukses. Tradisi-tradisi tersebut berjalan selaras dengan falsafah budaya asal mereka, yaitu pandangan dunia Panggadereng dan Siri, yang menjadi modal kultural dan sosial dalam proses akomodasi, akulturasi, asimilasi, dan integrasi dengan komunitas lokal. Kata Kunci: Perantau Muslim Bugis, Tradisi dan Modal Kultural, Riau dan Jambi   Abstract: This article describes the religious traditions of Bugis migrants in Indragiri Hilir, Jambi Province, and Tanjung Jabung Timur, Jambi Province. It also reveals the dominant values that become their driving force in social life. Based on the field research in both districts, this article concludes that Bugis migrants still maintain the Islamic traditions that they learned from their teachers in South Sulawesi, such as mangaji tudang, mappandre temme’, mabbarazanji, mammudu’, mammiraje’, mattampung, mappendrek tojang, mendre hajji, and cemme sapareng. These traditions are not only as a medium for the actualization and symbolization of religiosity, but also served as a motivation for success. These traditions are also in line with their original cultural philosophy, namely the Pangadereng and Siri world views as cultural and social capital in the process of accomodation, acculturation, assimilation, and integration to local communities. Keyword: Bugis Muslim Migrants, Tradition and Cultural Capital, Riau and Jambi

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here