
MANAJEMEN TRAUMA TEMBUS OTAK : LAPORAN KASUS
Author(s) -
Asadullah Asadullah,
Endra Wibisono Harmawan,
Resi Prastikarunia,
Gunna Hutomo Putra,
Heru Kustono,
Setia Utama,
Komang Sena Adistira Artha,
Tedy Apriawan,
Abdul Hafid Bajamal
Publication year - 2019
Publication title -
molluca medica
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2597-646X
pISSN - 1979-6358
DOI - 10.30598/molmed.2019.v12.i2.34
Subject(s) - gynecology , medicine , humanities , philosophy
Pendahuluan. Trauma tembus otak merupakan kegawatan medis yang meskipun jarang terjadi namun sering mengakibatkan mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Penanganan trauma tembus otak sendiri masih menjadi tantangan bagi para ahli bedah saraf di seluruh dunia. Menajemen yang optimal pada penaganan trauma tembus otak memerlukan pemahaman yang komprehensif terhadap mekanisme dan patofisiologi terjadinya cedera tersebut. Sampai saat ini penanganan standar pada kasus trauma tembus otak masih menjadi perdebatan. Metode. Artikel ini berbentuk serial kasus, kami melaporkan 3 kasus trauma tembus pada institusi kami. Artikel ini disusun dari berbagai referensi dan pengalaman kasus yang pernah ditangani di Rumah Sakit Umum AkademikDr. Soetomo. Hasil. Pada pasien trauma tembus yang dilakukan kraniotomi debridement kurang dari 12 jam post trauma diikuti pemberikan antibiotik profilaksis empirik dengan ceftriaxone dan metronidazole selama 7 hari dan antikejang phenytoin selama 7 hari didapatkan keluaran yang memuaskan. Kesimpulan Manajemen trauma tembus otak memerlukan metode diagnostic yang cepat dan tepat. Pemeriksaan CT scan kepala menjadi wajib untuk penegakan diagnosis trauma tembus kepala. CT angiografi diperlukan pada kasus kasus yang dicurigai menyebabkan lesi vaskular. Yang kemudian iikuti dengan penangan operasi segera dan pemberian antibiotic yang tepat.
Kata Kunci: Trauma tembus otak, kraniotomi debridement, antibiotik profilaksis empiri, CT angiografi