
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Nanas Madu dan Kulit Buah Pepaya terhadap Staphylococcus aureus
Author(s) -
Inur Tivani,
Meliyana Perwita Sari
Publication year - 2021
Publication title -
pharmacy/pharmacy : jurnal farmasi indonesia (pharmaceutical journal of indonesia)
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2579-910X
pISSN - 1693-3591
DOI - 10.30595/pharmacy.v18i1.8030
Subject(s) - physics , horticulture , biology
Staphylococus aureus merupakan satu dari banyak bakteri yang amat erat hubungannnya dengan infeksi kulit. Berbagai jenis infeksi yang umum terjadi pada kulit akibat bakteri ini contohnya adalah jerawat. Pengobatan penyakit infeksi umumnya menggunakan antibiotik. Namun imbas dari pengobatan ini dapat menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Perlu adanya terobosan baru untuk mengatasi masalah tersebut melalui pemanfaatan zat aktif pada bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri sekaligus memiliki harga relatif murah. Kulit buah merupakan solusi dari permasalahan ini mengingat bahan tersebut belum dimanfaatkan dan hanya dianggap sebagai limbah belaka. Di dalam kulit buah terkandung zat aktif antibakteri yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam penanganan resistensi terhadap antibiotik. Di Tegal, kulit buah nanas madu dan kulit buah pepaya belum dimanfaatkan dengan baik, padahal kulit dari buah tersebut memiliki kandungan flavonoid. Kandungan ini bersifat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah nanas madu dan papaya serta konsentrasi berapa yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan S. aureus. Kulit buah diekstraksi menggunakan metode soxhletasi pada konsentrasi 5, 15, dan 25% dengan tiga kali ulangan. Metode pengujian antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan kulit buah nanas madu dengan konsentrasi 5, 15, dan 25% memiliki luas daerah hambat masing-masing sebesar 1,22±0,07; 2,50±0,29; dan 4,98±0,49 cm2. Luas daerah hambat kulit buah pepaya pada konsentrasi 5, 15, dan 25% masing-masing sebesar 0,90±0,12; 1,19±0,21; dan 2,52±0,59 cm2. Uji statistik menggunakan two-way ANOVA menunjukkan bahwa jenis kulit buah dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap luas daya hambat bakteri. Dari hasil peneitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus adalah kulit buah nanas madu pada konsentrasi 25%.