Open Access
UJI SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA (ZIZIPHUS SPINA-CHRISTI L.) TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES ATCC 6919
Author(s) -
Monik Krisnawati
Publication year - 2021
Publication title -
journal of health (joh)
Language(s) - English
Resource type - Journals
ISSN - 2407-6376
DOI - 10.30590/joh.v8n2.p56-66.2021
Subject(s) - traditional medicine , propionibacterium acnes , chemistry , physics , biology , medicine , bacteria , genetics
Jerawat merupakan suatu penyakit peradangan kronik dari bagian polisebasea yang ditandai dengan munculnya komedo, papula, pustula, nodul, dan kista. Bidara memiliki kandungan fenolat dan flavonoid yang bermanfaat sebagai anti inflamasi, antioksidan, antimikroba, dan mencegah timbulnya tumor. Kandungan kimia lain Bidara yang berperan pada pengobatan yakni alkaloid, fenol, flavonoid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun Bidara (Ziziphus-Spina Christi L.) terhadap sifat fisik krim dan aktivitas antibakteri krim daun Bidara terhadap bakteri Propionibacterium Acnes ATCC 6919 dibuat dalam tipe M/A (Minyak dalam Air) menggunakan vanishing cream dengan 3 macam konsentrasi yaitu 10%, 12,5%, dan 15%. Sifat fisik (organoleptis, daya sebar, daya lekat, dan daya proteksi) dan aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes yang diukur menggunakan metode difusi sumuran. Hasil uji sifat fisik dan aktivitas antibakteri dianalisis menggunakan uji statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji sifat fisik menunjukkan bahwa krim ekstrak etanol daun Bidara mempunyai aroma daun Bidara, warna kehijauan, bentuk semipadat, dan tekstur homogen. Krim ekstrak etanol daun Bidara konsentrasi 15 % menunjukkan daya sebar dan daya lekat paling besar yakni 6,9 cm dan 6 detik. Kemampuan proteksi krim ekstrak etanol bidara pada keseluruhan konsentrasi ditunjukkan sampai dengan menit ke-5. Selain itu, krim ekstrak etanol daun Bidara memiliki aktivitas antibakteri yang paling baik terhadap Propionibacterium acnes pada konsentrasi 15 % yang ditunjukkan dengan terbentuknya diameter zona hambat yang paling besar yakni 7,73 mm.