
PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG PADA TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT DOMPU (Studi Kasus Di Dusun Fo'o Mpongi)
Author(s) -
Dian Anggraeni,
Dahlan Dahlan,
Lalu Sumardi
Publication year - 2021
Publication title -
jurnal pendidikan sosial keberagaman
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2622-9021
pISSN - 2355-4622
DOI - 10.29303/juridiksiam.v8i2.250
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
ABSTRAK Tradisi gotong royong telah menjadi salah satu unsur budaya bagi masyarakat Dompu salah satunya adalah tradisi perkawinan. Masyarakat Dompu mengenal perkawinan dengan istilah (NIKA RA NEKU) dimana di dalamnya terdapat 8 (delapan) tahapan seperti Panati, Ngge'e Nuru, Wa'a Co'i, Mbolo Weki, Teka Ra Ne'e, Kapanca, Akad Nikah, dan Boho Oi Ndeu. Pergeseran nilai gotong royong tersebut terjadi karena adanya perubahan sosial seperti berkembanganya teknologi industri dan informasi serta tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi sehingga dalam proses gotong royong tidak lagi menggunakan tenaga (non-material), tetapi digantikan oleh uang yang bersifat (material). Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui pola pergeseran nilai gotong royong pada tradisi perkawinan masyarakat Dompu di Dusun Fo’o Mpongi. 2) Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai gotong royong pada tradisi perkawinan masyarakat Dompu di Dusun Fo’o Mpongi. Metode penelitian yang digunakan yaitu diskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data antara lain: Observasi, Interview/Wawancara dan Dokumen. Lokasi penelitian di Dusun Fo'o Mpongi, Desa Bara, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1.) Pola pergeseran nilai pada tradisi perkawinan di Dusun Fo’o Mpongi mengalami pergeseran baik secara perlahan maupun secara permanen. 2.) Faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai gotong royong pada tradisi perkawinan masyarakat Dompu di Dusun Fo’o Mpongi yaitu: a. Modernisasi dan Globalisasi, b. Kelas Ekonomi. c. Sikap Individualisme. Perlu adanya kesadaran masyarakat (Dusun Fo’o Mpongi) serta peran aktif pemerintah dalam menjaga tradisi gotong royong pada tradisi perkawinan yang telah menjadi budaya turun temurun dari perkembangan zaman dan teknologi.