
Prevalensi dan Faktor Risiko Highrisk HPV Pada Inspeksi Visual Asam Asetat Positif Di Mataram NTB
Author(s) -
Yunita Hapsari,
Dedianto Hidajat,
Rika Hastuti Setyorini,
Farida Hartati
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal kedokteran/jurnal kedokteran
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2527-7154
pISSN - 2301-5977
DOI - 10.29303/jku.v8i2.337
Subject(s) - gynecology , medicine , human papilloma virus , cervical cancer , cancer
Pendahuluan: Virus Human Papilloma (HPV) tipe onkogenik merupakan agen penyebab kanker serviks. Wanita dengan HPV tipe ini memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk mengalami CIN derajat 2 atau lebih. Pemeriksaan HPV DNA merupakan pemeriksaan skrining kanker serviks yang paling baik namun biaya mahal.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan prevalensi hr-HPV pada wanita dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) positif yang dapat digunakan sebagai prioritas skrining dengan HPV DNA.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang melibatkan 31 wanita dengan IVA positif. Penelitian diawali dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan hr-HPV dengan metode Hybrid Capture 2. Data dianalisis secara deskriptif dan bivariat.
Hasil: Sebanyak 31 wanita IVA positif mengisi kuesioner. Highrisk HPV didapatkan pada 11 orang (32,3%). Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara usia muda OR 0,54 (95% CI 0,37-0,78), tingkat pendidikan rendah OR 12,0 (95% CI 1,29-112,67), jumlah pasangan seksual lebih dari satu OR 0,02 (95% CI 0,002-0,20), riwayat infeksi menular seksual dan infeksi hr-HPV.
Diskusi: Prevalensi tinggi infeksi hr-HPV dipengaruhi oleh usia pertama berhubungan seksual, jumlah pasangan seksual wanita dan pasangannya, dan IMS lainnya, termasuk HIV.
Kesimpulan: Skrining diprioritaskan pada wanita IVA positif dengan usia yang lebih muda, berpendidikan rendah, memiliki lebih dari 1 pasangan seksual dan riwayat IMS. Faktor perilaku dapat mempengaruhi faktor risiko infeksi hr-HPV pada semua wanita yang aktif secara seksual