
PEMETAAN PADANG LAMUN SEBAGAI PENUNJANG EKOWISATA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Author(s) -
Husnayati Hartini,
Yuniar Lestarini
Publication year - 2019
Publication title -
jurnal biologi tropis/jurnal biologi tropis
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2549-7863
pISSN - 1411-9587
DOI - 10.29303/jbt.v19i1.927
Subject(s) - forestry , humanities , geography , philosophy
Abstrak:Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang sangat potensial baik dari segi ekologis maupun ekonomis. Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi padang lamun yang cukup besar dan tersebar mulai dari bagian selatan sampai bagian utara. Tujuan penelitian ini adalah memetakan padang lamun yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Pemetaan padang lamun dilakukan denganàmetode survey in situ. Untuk mengetahui sebaran lamun dilakukan dengan metode UTSG yang merupakanàgabungan antara ââ¬ÅLine IntersecptàTransectââ¬Â dan metode ââ¬ÅStop and Goââ¬Â. Analisis kesesuaian wisata dilakukan dengan menghitung indeks kesesuaian wisata (IKW).Berdasarkan hasil penelitian diperoleh delapan jenis lamun yang tersebar di delapan lokasi yaitu Pantai Poton Bakau, Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Pantai Te Elong-elong, Gili Sulat dan Gili Lawang. Kondisi lamun di semua lokasi rata-rata masih bagus dengan jumlah jenis yang paling banyak yaitu di Gili Kere dan Gili Sunut. Indeks kesesuaian wisata di tiap lokasi bervariasi berkisar dari 72-96% dan masuk dalam kategori sesuai hingga sangat sesuai untuk ekowisata lamun.Di Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pantai Pink, Gili Sulat dan Gili lawang rata-rata memiliki nilai IKW yang cukup tinggi (96%) dan masuk dalam kategori sangat sesuaiuntuk kegiatan ekowisata padang lamun kategori snorkeling.àKata Kunci : Padang lamun, Ekowisata, Pulau LombokàAbstract: Seagrassàbeds are a potential coastal ecosystem both ecologically and economically. EastàLombokàRegency hasàthe potential foràseagrassàbeds which are quite large and spread from the south to the north. The purpose of this study was to map theàseagrassàbeds in EastàLombokàRegency in an effort to support Eco-tourism. Mapping ofàseagrassàbeds is done by in situ survey methods. To find out the distribution ofàseagrassàwas done by theàUTSGàmethod, which is a combination of "Intercept Transect Line" and "Stop and Go" method. Travel suitability analysis is done by calculating the tourist suitability index (IKW).àBased on the results of the study, eight species of seagrass were scattered in eight locations, namely Poton Bakau Beach, Gili Kere, Gili Bembek, Gili Sunut, Pink Beach, Te Elong-elong Beach,àGiliàSulatàandàGiliàLawang.àSeagrassàconditions in all locations on average are still good with the highest number of species, namely inàGiliàKereàandàGiliàSunut.àThe tourist suitability index in each location varies from 72-96% and falls into the appropriate category to be very suitable foràseagrassàEco-tourism.InàGiliàKere,àGiliàBembek,àGiliàSunut,àPink Beach,àGiliàSulatàandàGiliàLawangàthe average value ofàIKWàis quite high (96%) and included in the category very suitable foràseagrassàEco-tourism activities in the snorkeling category.àKeywords:àSeagrassàbeds, Eco-tourism,àLombokàIsland