
Evaluasi Pengelolaan Obat Dan Strategi Perbaikan Dengan Metode Hanlon
Author(s) -
Triyanto Nugroho,
Ika Purwidyaningrum,
Samuel Budi Harsono
Publication year - 2022
Publication title -
jurnal manajemen kesehatan yayasan rs dr. soetomo/jurnal manajemen kesehatan yayasan rs. dr. soetomo
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2581-219X
pISSN - 2477-0140
DOI - 10.29241/jmk.v8i1.928
Subject(s) - medicine , traditional medicine
Pemilihan, pengadaan, pendistribusian, dan pemakaian obat merupakan bagian dari siklus pengelolaan obat. Menggunakan metrik efisiensi dan metode Hanlon, peneliti berangkat untuk menilai Dr. Efram Harsana, pendekatan IFRSAU, untuk manajemen pengobatan. Data retrospektif dan konkuren dianalisis dengan desain deskriptif. Pengumpulan data baik dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Sepanjang Seluruh Proses Pemberian Obat IFRSAU Menggunakan indikator dari Kementerian Kesehatan (2008), Permenkes (2014), dan WHO (1993), Dr. Efram Harsana membandingkan tingkat efisiensi dengan standar dan menggambarkan berdasarkan analisis rencana aksi prioritas menggunakan metode Hanlon. Hasilnya, temuan penelitian memenuhi kriteria inklusi: 100% pemakaian obat FORNAS tersedia, 35,42 persen alokasi dana untuk pengadaan obat, ITOR dengan peningkatan ketersediaan obat 10,42 kali lipat, dan persentase resep obat generik di Pasokan 13 bulan (90,37 persen ). Ketersediaan obat dan kesesuaian formularium rumah sakit (78,78%), frekuensi keterlambatan pembayaran (123 X), dan pemenuhan plan-to-plan merupakan contoh tahapan proses administrasi yang tidak memenuhi kriteria yang dipersyaratkan. Angka kejadian buruk (120,43%), kesesuaian antara obat dan kartu inventaris (93,75%), dan total tipikal obat yang diresepkan per pasien semuanya tinggi (3,41). Total waktu yang dibutuhkan untuk menulis resep untuk seorang pasien (38 menit tidak dicampur, 73 menit dicampur).