
Beban Ekonomi Pada Penderita Hipertensi Dengan Status Pbi Jkn Di Kabupaten Pamekasan
Author(s) -
Ashri Nur Istiqomah
Publication year - 2016
Publication title -
jurnal manajemen kesehatan yayasan rs dr. soetomo/jurnal manajemen kesehatan yayasan rs. dr. soetomo
Language(s) - Italian
Resource type - Journals
eISSN - 2581-219X
pISSN - 2477-0140
DOI - 10.29241/jmk.v2i2.58
Subject(s) - gynecology , medicine
ABSTRAKHipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang berlangsung secara menahun dan sering kali tidak bisa disembuhkan. Jumlah kasus hipertensi di Kabupaten Pamekasan pada periode 2012-2014 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 jumah kasus hipertensi sebanyak 22.808 kasus, tahun 2013 sebanyak 19.746 kasus dan tahun 2014 sebanyak 21.908 kasus. Jumlah kasus yang tinggi menyebabkan hipertensi termasuk dalam kategori sepuluh penyakit terbanyak di Kabupaten Pamekasan pada periode tahun 2012-2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beban ekonomi yang ditanggung oleh penderita hipertensi dengan status PBI JKN di Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif dan observasional. Apabila ditinjau dari waktu, penelitian ini termasuk penelitian cross sectionalPengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer adalah melalui wawancara kepada 100 responden dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita hipertensi dengan status PBI di Kabupaten Pamekasan mulai terdiagnosa hipertensi pada umur 52 tahun dengan nilai DALYs 19. Rata-rata biaya langsung yang dikeluarkan penderita hipertensi dengan status PBI di Kabupaten Pamekasan adalah sebesar Rp157.600,-. Rata-Rata biaya tidak langsung adalah sebesar Rp674.980,-. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah biaya tidak langsungyang dikeluarkan penderita hipertensi dengan status PBI di Kabupaten Pamekasan lebih besar dari pada biaya langsung. Sebanyak 65% responden masih mengeluarkan biaya pelayanan kesehatan. Hal ini membuat beban ekonomi yang ditanggung semakin besar dan masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa hipertensi yang dialami menyebabkan kerugian ekonomi yang secara tidak langsung juga akan mempengaruhi kesejahteran baik di tingkat rumah tangga, regional maupun nasional.