Open Access
Analisis kualitas air ekosistem mangrove di estuari Perancak, Bali
Author(s) -
Susiana Susiana
Publication year - 2015
Publication title -
agrikan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2621-0193
pISSN - 1979-6072
DOI - 10.29239/j.agrikan.8.1.42-49
Subject(s) - mangrove , physics , forestry , horticulture , biology , ecology , geography
Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas air mangrove alami dan rehabilitasi, meliputi DO, salinitas, suhu, pH, nitrat, dan ammonia serta fraksi sedimen. Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2011 bertempat di estuari Perancak, Bali. Data dianalisis di Balai Riset Observasi Kelautan (BROK) Jembrana, Bali. Pengukuran kualitas air dan fraksi sedimen dibagi kedalam 4 (empat) sub-lokasi pada masing-masing lokasi. Masing-masing sub-lokasi mewakili kondisi dan karakter lingkunga, yakni dekat muara, pertengahan dan jauh dari muara. Pengukuran dilakukan insitu dan laboratorium. Kualitas air dan fraksi sedimen masing-masing zona di analisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas perairan pada daerah mangrove alami memiliki kisaran yang luas (DO antara 1,75-3,54 mg/l, suhu antara 29,08-30,50oC, salinitas antara 20,16-38,27‰, pH antara 7,99-8,13, NO3 antara 0,1391-0,4037 mg/l serta NH4 antara 0,0539-0,1423 mg/l) dibanding pada daerah mangrove rehabilitasi dengan kisaran kualitas air sempit (DO antara 1,85-2,20 mg/l, suhu antara 29,01-29,41oC, salinitas antara 17,41-22,87 ‰, pH antara 7,86-7,97, NO3 antara 0,1590-0,2693 mg/l dan NH4 antara 0,0857-0,0947 mg/l). Fraksi sedimen pada daerah mangrove rehabilitasi komponen pasir dan liat dalam porsi yang relatif kecil dibanding dengan daerah mangrove alami. Selain itu, komposisi fraksi sedimen pada mangrove alami cenderung lebih stabil dibanding mangrove rehabilitasi cenderung fluktuatif. Perbedaan kualitas air dan fraksi sedimen diduga kuat memperngaruhi struktur dan komposisi mangrove, gastropoda dan bivalvia yang ada di lokasi tersebut. Selain itu, perbedaan tersebut terkait erat dengan kestabilan ekosistem dan keberadaan muara sungai yang diduga turut berpengaruh terhadap kondisi tersebut.