
Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Author(s) -
Leni Maulinda,
Nasrul ZA,
Dara Nurfika Sari
Publication year - 2017
Publication title -
jurnal teknologi kimia unimal/jurnal teknologi kimia unimal
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2580-5436
pISSN - 2303-3991
DOI - 10.29103/jtku.v4i2.69
Subject(s) - physics , food science , chemistry , nuclear chemistry
Kulit singkong merupakan salah satu limbah padat yang dihasilkan pada pembuatan keripik singkong hasil olahan industri rumah tangga. Limbah ini mengandung unsur karbon yang cukup tinggi sebesar 59,31%. Hal tersebut yang mendasar bahwa kulit singkong dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif. Salah satu pemanfaatan karbon aktif adalah sebagi absorben pada pemurnian air sumur. Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan 2 tahap, yaitu proses aktivasi menggunakan bahan kimia NaOH dan proses karbonisasi. Proses pengarangan(karbonisasi), karbon dilakukan dengan 2 variabel yaitu waktu karbonisasai selama 1, 2 , 3, dan 4 jam, temperatur karbonisasi 300 0C, 400 0C, 500 0C, dan 600 0C. Ciri karbon aktif yang diteliti dalam penelitian ini adalah rendemen, kadar air, dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dikarbonisasi selam 2 jam pada temperatur 600 0C. Dimana karbon aktif mampu mengurangi kotoran maupun logam yangada di dalam air sumur yaitu Fe = 87,75%, Cl- = 63,67%, TDS = 67,6%, kekeruhan= 57,68%, dan pH = 4,73%. Spesifikasi tersebut sesuai dengan persyaratan kualitas air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 82/2001