
Identifikasi karakteristik nelayan perikanan tangkap dan persepsinya terhadap peran Lembaga Hukom Adat Laot di Kota Lhokseumawe (studi kasus: nelayan perikanan tangkap Gampong Pusong)
Author(s) -
Setia Budi
Publication year - 2015
Publication title -
acta aquatica
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2614-3178
pISSN - 2406-9825
DOI - 10.29103/aa.v2i2.338
Subject(s) - humanities , physics , philosophy
Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik nelayan perikanan tangkap yang ada di Kota Lhokseumawe (Studi Kasus di Perkampungan Nelayan Pusong), serta (2) menganalisis persepsi nelayan perikanan tangkap terhadap peranan Lembaga Hukum Adat Laot (LHAL) yang merupakan kearifan lokal yang ada di lingkungan domisili mareka. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survey dan analisis datanya dengan pendekatan kualitatif dengan mengunakan data tabulasi quisioner hasil wawancara dengan rensponden. Hasil penelitian menunjukan karakteristik umur nelayan berada pada umur produktif dengan tingkat pendidikan formal dan nonformal yang masih rendah, pengalaman sebagai nelayan perikanan tangkap yang lama namun mayoritas tidak memiliki sarana kapal dan alat tangkap sendiri. Persepsi nelayan perikanan tangkap tentang peranan Lembaga Hukum Adat Laot (LHAL) secara berjenjang adalah (1) peran LHAL dalam menyelesaikan peselisihan dan persengketaan antar nelayan, (2) peranan LHAL dalam mengawasi ketentuan hukum adat laot, (3) Peranan LHAL sebagai penghubung antara pemerintah dengan nelayan dan (4) peranan LHAL sebagai pelaksana upacara adat laot.This study was basic study that aimed to (1) identify the characteristics of fishermen existing at Lhokseumawe City (Case Study at Pusong Village), and (2) analyze the perception of fishermen onto the role of Laot Customary Law Institution which was a local wisdom in their domicily environment. The research method used was survey method while the data analysis by using qualitative approach with tabulated quitionary data of renspondents. The results showed that the characteristics of fishermen age was in the productive age with the levels of formal and non-formal education were still low. The experience as a fisherman was already long experience, but the majority of them did not have their own boat and fishing equipments. Perception of fishermen onto the role of Laot Customary Law Institution were (1) the role of Laot Customary Law Institution in solving disputes and unpleasantness among fishermen, (2) the role of Laot Customary Law Institution in supervising the provision of laot customary law, (3) The role of Laot Customary Law Institution as a connector for both the government and fishermen (4) the role of Laot Customary Law Institution as executive agent of laot ceremonies.