z-logo
open-access-imgOpen Access
MEMPERSIAPKAN KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS MASA DEPAN MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PERSPECTIVE TAKING DI SEKOLAH
Author(s) -
Nanik Yuliati
Publication year - 2013
Publication title -
jurnal psikologi : teori dan terapan/jurnal psikologi teori dan terapan
Language(s) - English
Resource type - Journals
eISSN - 2597-9035
pISSN - 2087-1708
DOI - 10.26740/jptt.v3n2.p125-140
Subject(s) - perspective (graphical) , humanities , psychology , sociology , pedagogy , philosophy , art , visual arts
This paper presents a conceptual idea on using psychological approaches, more specifically the use of cognitive and developmental psychology paradigm to addressing leadership crisis that is currently concerned Indonesia. Many of the discussions and posts uploaded on the websites expressed a need for leaders who are more in line with the spirit of reform, namely a credible democratic leader, who sided with the people, egalitarian, and not in ways that authoritarian decision making and policy public. Judging from the paradigm of cognitive psychology, particularly social cognition, the ability to take the perspective of others (perspective taking) plays an important role in influencing the effectiveness of democratic leadership. Therefore, one way to obtain a democratic leader in the future is to develop the ability to take another person's perspective on the younger generation. In this case the educational institution (high school and university) is considered to be the most appropriate environment to host them. From a developmental perspective, perspective taking is a skill that can be developed because it is not an innate ability. Abstrak: Tulisan ini menyajikan suatu gagasan konseptual tentang penggunaan pendekatan psikologis, lebih khusus penggunaan paradigma psikologi kognitif dan perkembangan untuk menangani permasalahan krisis kepemimpinan yang saat ini dirasakan oleh bangsa Indonesia. Banyak kegiatan diskusi dan tulisan yang diunggah di website yang menyatakan adanya kebutuhan untuk memperoleh pemimpin yang lebih sesuai dengan spirit reformasi, yakni pemimpin yang demokratis yang kredibel, yang berpihak pada rakyat, egaliter, dan tidak menggunakan cara-cara yang otoriter dalam membuat keputusan dan kebijakan publik. Dilihat dari paradigma psikologi kognitif, khususnya kognisi sosial, kemampuan mengambil perspektif orang lain memainkan peran penting dalam mempengaruhi keefektifan kepemimpinan demokratis. Oleh karena itu salah satu cara untuk memperoleh pemimpin demokratis di masa depan adalah dengan mengembangkan kemampaun mengambil perspektif orang lain pada generasi muda. Dalam hal ini lembaga pendidikan (sekolah menengah dan universitas) dipandang menjadi lingkungan paling untuk menyelenggarakannya. Dari perspektif perkembangan, kemampuan ini dapat dikembangkan karena bukan merupakan kemampuan bawaan.

The content you want is available to Zendy users.

Already have an account? Click here to sign in.
Having issues? You can contact us here